Page 108 - S Pelabuhan 15.indd
P. 108

yang pernah dilakukan di daerah Barus, dapat diduga bahwa pelabuhan ini telah

                                     dikenal oleh para saudagar asing sejak abad ke-1 Masehi. Berba gai tinggalan budaya
                                     masa lampau yang menunjukan identitas asalnya ditemukan di daerah ini, misalnya
                                     barang-barang kaca dari Persia, dan ke ramik dari Cina. Di antara tinggalan budaya
                                     yang ditemukan di daerah ini ada sebuah prasasti yang menun jukkan identitas

                                     kelompok bangsa tertentu yang pernah tinggal di daerah ini.

                                     Saudagar Arab Ibn al-Faqih pada tahun 902 Masehi dalam catat an nya menye butkan

                                     bahwa Fansur (Barus) merupakan pelabuhan besar di pantai barat yang meng hasilkan
                                     cengkeh, kapur barus, kayu cendana, dan pala. Sulaiman al-Mahri, juga se orang
                                     saudagar Arab, melo kasikan Fansur di pantai barat Sumatera di antara pelabuhan
                                     Singkel dan Paria man, di seberang Niha (Nias) dan sedikit ke arah selatan Pulau

                                     Banyak. Berita Cina menyebut tempat ini dengan nama Po-lu.

                                     Nama Barus masih dipakai sebagai nama sebuah kota tingkat kecamatan di Kabu-
                                     paten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Letaknya sekitar 60 km. dari Si-

                                     bol ga dan da pat dicapai dengan kendara an bermotor roda empat. Dilihat dari lokasi
                                     geo grafi nya, Barus kurang strategis bagi perekonomian karena letaknya yang jauh
                                     dari Selat Melaka yang meru pakan jalur pelayaran yang ramai pada waktu itu. Letak

                                     Barus di pesisir barat Sumatera di mana perairannya cukup berbahaya bagi pelayaran.
                                     Samudra Indonesia merupakan laut dengan gelom bang besar. Namun, karena daerah
                                     Barus meng hasilkan barang komoditi yang pen ting untuk masa itu, pelabuhan ini
                                     menjadi ter kenal baik di Cina maupun di Timur Tengah. Barang komoditi perda-
                                     gangan yang dihasilkan dan menja dikan Barus terkenal di Cina dan Timur Tengah

                                     adalah Kapur Barus.

                                     Sekurang-kurangnya pada abad ke-16 Masehi bahan komoditi yang diperlukan dari

                                     Barus ialah kapur barus. Tempat yang menghasilkannya memang terbatas, yaitu di
                                     ka wasan di sebuah anak sungai yang bernama Sungai Singkel. Hasil kapur barus
                                     itu dibawa ke Singkel melalui Sungai Singkel dan kemudian melalui jalan darat
                                     dan akhirnya sampai di Barus. Meskipun un tuk ke pelabuhan Barus dari arah laut

                                     agak sulit jika dibandingkan dengan keadaan di pela buhan Singkel atau Sibolga,
                                     namun Barus masih merupakan pela buh an yang terpenting pada abad ke-16 Masehi
                                     sebagaimana dilaporkan oleh Tomé Pires.


                                     Pada tahun 1978 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mengadakan penelitian
       96
                                     arkeologi di Kedai Gadang, Bukit Hasang, Papan Tinggi, Ma kam Mahligai, dan Lobu
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113