Page 103 - S Pelabuhan 15.indd
P. 103
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Dalam Hikayat Aceh disebutkan bahwa mengenai perdagangan emas lebih banyak
diketahui adalah emas merah. Meskipun orang Eropa tidak dapat medatangi tambang-
tambang emas, namun mereka telah mencoba mengumpulkan keterangan sebanyak
mungkin mengenai logam yang mempunyai daya tarik itu.
5.4 Pelabuhan-pelabuhan
Berdasarkan sumber-sumber tertulis yang sampai kepada kita, di pesisir barat yang
membujur dari arah baratlaut ke tenggara, terdapat pelabuhan-pelabuhan Lamuri/
Aceh, Barus, Sibolga, Tiku, Pariaman, Padang (Muaro dan Teluk Bayur), Bengkulu
(Padang Baai), dan Lampung. Beberapa pelabuhan di antaranya telah mati sejalan
dengan punahnya hasil hutan yang merupakan barang komoditi perdagangan ketika
jayanya pelabuhan-pelabuhan itu. Pelabuhan-pelabuhan yang tetap hidup dan
berkembang hingga saat ini antara lain pelabuhan Aceh, Sibolga, Padang (Teluk
Bayur), Bengkulu (Padang Baai), dan Lampung. Sementara itu pelabuhan seperti
Barus, Tiku, Muaro Padang, dan Pariaman tidak berkembang menjadi sebuah
pelabuhan besar. Pelanuhan-pelabuhan kecil tersebut kini masih berfungsi sebagai
pelabuhan nelayan.
5.4.1 Lamuri
Bandar ini merupakan salah satu Bandar penting di sekitar Selat Melaka. Peranan
Bandar ini menjadi lebih penting lagi karena letaknya di ujung baratlaut pulau
Sumatera, di pintu masuk menuju Selat Melaka. Ketika kerajaan Islam berdiri nama
Bandar ini berubah menjadi Aceh Darussalam. Mengenai keletakkannya secara tepat,
hingga saat ini masih menjadi perdebatan di antara para pakar karena tidak ada
satupun sumber sejarah yang menginformasikannya. Namun berdasarkan cerita yang
turun temurun, letak bandar ini di sekitar Aceh Besar dan Banda Aceh.
Prasasti Rājendracōla dari Tañjore (1030/1031 Masehi) menye but kan:
“(Rajendra) setelah mengirim banyak kapal ditengah laut ber gelombang dan
setelah mena wan Sanggramavijayottungga var man, Raja Kadaram, bersama
dengan gajah-gajah dalam pasu kan nya yang perkasa (mengambil) tumpukan 91