Page 99 - S Pelabuhan 15.indd
P. 99
ATLAS PELABUHAN-PELABUHAN BERSEJARAH DI INDONESIA
Adalah penting untuk melihat kedudukan sumberdaya alam Pulau Sumatera untuk
dapat memahami mengenai timbulnya pemukiman, pelabuhan, pola perdagangan,
dan kerajaan-kerajaan kuno di Sumatera. Hal yang tidak dapat dipungkiri oleh
banyak orang adalah bahwa hasil bumi dan hasil tambang Sumatera banyak dicari
oleh para saudagar baik dari luar negeri dan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
Salah satu hasil Sumatera yang terpenting adalah emas.
Selain emas, beberapa logam lain juga ditemukan di Sumatera seperti perak,
plumbum, tembaga, zink, besi, dan air raksa (van Bemmelen 1944, 210; Miksic
1979, 263). Barang-barang logam itu telah lama ditambang dan jauh sebelum abad
ke-16 Masehi, yaitu ketika para penguasa barat melakukan penambang an secara
besar-besaran di bumi Sumatera (Miksic 1979, 262). Air raksa banyak ditemukan di
Lebong dan cinnabar, satu jenis logam yang mengandung air raksa telah ditambang
di daerah Jambi jauh sebelum kedatangan orang Barat (Miksic 1979, 262; Tobber
1919, 463-464). Cinnabar juga ditambang di Muara Sipongi, Kabupaten Tapanuli
Selatan (Sumatera Utara) (van Bemmelen 1944, 210). Di Muara Sipongi, sebelum
kedatangan bangsa barat ditambang juga plum bum, zink, besi, dan tembaga.
Logam lain yang ditemukan belakangan adalah timah. Logam ini ditemukan di
Pulau Bangka dan Belitung secara tidak sengaja. Menurut Marsden dalam History
of Sumatera, disebutkan bahwa logam timah ditemukan ketika salah sebuah rumah
penduduk milik keturunan Cina terbakar. Karena panas dari rumah yang terbakar,
maka bijih timah yang terkandung di bawah lantai rumah menjadi mencair/meleleh.
Kejadian ini berlangsung pada sekitar abad ke-17. Sejak saat itulah bangsa barat
dengan memanfaatkan tenaga setempat, menambang timah secara besar-besaran.
Pada masa pemerintahan Kesultanan Palem bang, timah dari Bangka dan Belitung
menjadi barang komoditi utama.
87