Page 97 - S Pelabuhan 15.indd
P. 97

ATLAS  PELABUHAN-PELABUHAN  BERSEJARAH  DI  INDONESIA







            keluar dari pohon dengan sendirinya, sehingga untuk mengam bilnya

            tidak perlu dibuat takikan seperti takikan pada pohon karet. Getah
            damar jatuh dan meng gumpal di permukaan tanah dan penduduk
            mengambilnya dengan mudah. Kadang-kadang penduduk
            mengumpulkan gumpalan getah damar yang tersangkut di tepi-tepi

            sungai dan pantai akibat terbawa air kemudian diendapkan.

            Marsden mengidentifi kasikan jenis damar lain yang ditemukan di

            daerah Lampung, yaitu damar kruyen (Marsden 1999, 106). Untuk
            mendapatkan getah dari jenis damar ini diperlukan takik an. Gunanya
                                                                                                 Kemenyan Getah
            untuk bahan pelapis dasar perahu/ kapal. Untuk mendapatkan
            kekuatan dan ketahanan, damar ini dicam pur dengan jenis yang

            keras.

            Hasil hutan lain yang juga merupakan komoditi dagang adalah
            kemenyan yang berasal dari getah pohon kemenyan  (Astyrax

            benzoin). Menurut Marsden kemenyan hanya dihasilkan di daerah
            sebelah utara khatulistiwa di Tanah Batak, tetapi di sebelah selatan
            khatulistiwa juga ditemukan dalam jumlah yang terbatas (1999: 104).

            Batang pohon kemenyan tidak dapat dijadikan bahan konstruksi
            bangunan karena mempunyai diameter yang kecil (sekitar 20 cm.)

                                                                                                  Kemenyan Putih
            Pohon kemenyan selain merupakan tumbuhan di hutan juga
            ditanam, tetapi tidak dilakukan secara besar-besaran seperti pohon karet. Kemenyan
            yang sudah siap diambil getahnya berusia sekitar 6-7 tahun. Pada usia ini batang
            pohon dibuat takikan seperti pada takikan karet untuk mengeluarkan getah dan
            ditampung pada mangkuk. Getah kemenyan yang diambil pada tiga tahun pertama

            setelah usianya cukup untuk disadap, kualitasnya sangat baik dan disebut dengan
            nama  kepala kemenyan. Cirinya berwarna putih kekuningan, halus, dan berbau
            harum.  Pada empat tahun berikutnya, kualitas nya mulai menurun dengan ciri
            berwarna kuning kemerahan mendekati warna coklat. Akhirnya, setelah 10-12 tahun

            disadap, pohon kemenyan dianggap sudah tidak produktif lagi. Karena getahnya
            sudah tidak keluar lagi dari takikan, penduduk kemudian menebang pohon tersebut
            untuk menda patkan getah yang masih tersisa. Caranya adalah dengan mencacah-
            cacah batang pohon kemenyan. Getah yang dihasilkan kualitasnya sangat rendah dan

            disebut dengan nama kaki kemenyan. Cirinya berwarna gelap, keras, dan kotor karena                  85
            bercampur dengan serpihan-serpihan kayu.
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102