Page 52 - e-modul Pendidikan Agama Kristen SMA
P. 52
kriteria
3. Mempergunakan kriteria penjabaran tentang pemahaman eksklusivisme, inklusivisme dan
pluralisme (Kristus menolak agama-agama lain, Kristus di dalam agama-agama lain, atau
Kristus bersama agama-agama lain)
Melakukan dialog bertingkat (Krishnanda Wijaya Mukti):
1. Dialog kehidupan sehari-hari: Belajar saling mencontoh kebaikan satu sama lain
2. Dialog melakukan pekerjaan sosial : Bekerja sama dengan agama-agama lain untuk
mengerjakan proyek-proyek kemanusiaan
3. Dialog pengalaman keagamaan: Saling memperkaya penghayatan nilai-nilai kerohanian
melalui berbagi pengalaman doa, meditasi, dsb.
4. Dialog pandangan teologis: Dilakukan oleh ahli-ahli agama untuk saling berbagi pemahaman
nilai-nilai rohani masing-masing agama
Menghargai perbedaan interpretasi kitab suci (Muhammad Ali):
1. Mengakui perbedaan pemahaman terhadap kitab suci agama lain
2. Menghargai perbedaan pemahaman terhadap kitab suci dalam agama tertentu
3. Berdebat secara cerdas dan bukan berdebat kusir (tidak ada penghujatan, pengkafiran,
pelabelan “setan” terhadap mitra dialog atau theological judgment lain yang tidak
berdasarkan ilmu pengetahuan)
Prinsip-prinsip yang menyertai pelaksanaan dialog:
• Frank Witnes, dimana masing-masing tidak menyembunyikan keyakinan, untuk
menghilangkan kecurigaan atau ketakutan yang tidak diungkapkan
• Mutual Respect, yaitu sikap simpati terhadap kesulitan orang lain dan penghargaan terhadap
prestasi orang lain
• Religious Freedom, yaitu hak untuk memeluk agama tanpa paksaan
Latar Belakang terjadinya Perbedaan Pandangan :
1. Adanya perbedaan Penafsiran