Page 10 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 10
Penduduk desa terdiam, wajah-wajah mereka menunjukkan
Penduduk desa terdiam, wajah-wajah mereka menunjukkan
kelelahan dan ketakutan yang mendalam. Hasan, yang masih
kelelahan dan ketakutan yang mendalam. Hasan, yang masih
merasakan semangat perlawanan, berdiri di antara mereka
merasakan semangat perlawanan, berdiri di antara mereka
dengan tangan terkepal. Darwis berada di sampingnya,
dengan tangan terkepal. Darwis berada di sampingnya,
berusaha menenangkan sepupunya yang terlihat siap meledak
berusaha menenangkan sepupunya yang terlihat siap meledak
kapan saja.
kapan saja.
Hari pertama kerja paksa atau romusha dimulai dengan hal
Hari pertama kerja paksa atau romusha dimulai dengan hal
yang tak terduga. Penduduk desa diangkut dengan truk ke
yang tak terduga. Penduduk desa diangkut dengan truk ke
sebuah bukit yang letaknya tak jauh dari desa. Di sana,
sebuah bukit yang letaknya tak jauh dari desa. Di sana,
mereka diperintahkan untuk menggali dan membangun gua
mereka diperintahkan untuk menggali dan membangun gua
perlindungan yang dalam dan luas. Pekerjaan ini sangat berat
perlindungan yang dalam dan luas. Pekerjaan ini sangat berat
dan hampir tak manusiawi. Dengan hanya menggunakan alat-
dan hampir tak manusiawi. Dengan hanya menggunakan alat-
alat sederhana, mereka harus menggali tanah keras sepanjang
alat sederhana, mereka harus menggali tanah keras sepanjang
hari tanpa istirahat yang cukup.
hari tanpa istirahat yang cukup.
Para tentara Jepang mengawasi
Para tentara Jepang mengawasi
dengan ketat, sering kali
dengan ketat, sering kali
menggunakan cambuk atau
menggunakan cambuk atau
pentungan untuk memaksa
pentungan untuk memaksa
penduduk bekerja lebih cepat.
penduduk bekerja lebih cepat.
Suara tangisan dan erangan
Suara tangisan dan erangan
kesakitan sering kali terdengar,
kesakitan sering kali terdengar,
namun tak ada yang berani
namun tak ada yang berani
melawan. Keputusasaan
melawan. Keputusasaan
merajalela di antara
merajalela di antara
penduduk desa.
penduduk desa.
Di tengah penderitaan itu, Darwis berusaha menjaga
Di tengah penderitaan itu, Darwis berusaha menjaga
semangatnya dan semangat para penduduk lainnya. “Kita
semangatnya dan semangat para penduduk lainnya. “Kita
harus tetap kuat,” bisiknya kepada Hasan suatu malam saat
harus tetap kuat,” bisiknya kepada Hasan suatu malam saat
mereka beristirahat sejenak. “Kita tidak boleh kehilangan
mereka beristirahat sejenak. “Kita tidak boleh kehilangan
harapan. Kita harus bertahan demi masa depan.”
harapan. Kita harus bertahan demi masa depan.”
Hasan mengangguk pelan, meski wajahnya masih dipenuhi
Hasan mengangguk pelan, meski wajahnya masih dipenuhi
amarah dan kelelahan. “Aku tahu, Darwis. Tapi melihat
amarah dan kelelahan. “Aku tahu, Darwis. Tapi melihat
penderitaan ini, sulit untuk tetap tenang.”
penderitaan ini, sulit untuk tetap tenang.”
Halaman 09