Page 12 - 4245: Sejarah Gua Jepang
P. 12
Pembuatan goa perlindungan untuk tentara Jepang menjadi
Pembuatan goa perlindungan untuk tentara Jepang menjadi
momen yang penuh dengan tekanan dan ketegangan di desa
momen yang penuh dengan tekanan dan ketegangan di desa
itu. Setiap hari, penduduk desa dipaksa bekerja keras
itu. Setiap hari, penduduk desa dipaksa bekerja keras
menggali tanah untuk membangun gua tersebut. Para
menggali tanah untuk membangun gua tersebut. Para
tentara Jepang mengawasi mereka dengan ketat,
tentara Jepang
dengan ketat,
mengawasi mereka
menggunakan kekerasan dan ancaman untuk memastikan
menggunakan kekerasan dan ancaman untuk memastikan
pekerjaan berjalan sesuai keinginan mereka.
pekerjaan berjalan sesuai keinginan mereka.
Hasan, yang selalu penuh semangat dan tidak bisa menerima
Hasan, yang selalu penuh semangat dan tidak bisa menerima
penindasan, menjadi semakin gelisah dengan perlakuan
penindasan, menjadi semakin gelisah dengan perlakuan
tentara Jepang terhadap penduduk desa. Dia sering kali
tentara Jepang terhadap penduduk desa. Dia sering kali
menyuarakan ketidakpuasannya dan mencoba melawan
menyuarakan ketidakpuasannya dan mencoba melawan
dengan cara apapun yang ia bisa. Namun, upayanya selalu
dengan cara apapun yang ia bisa. Namun, upayanya selalu
berujung pada hukuman yang lebih berat.
berujung pada hukuman yang lebih berat.
Pada suatu hari, ketegangan mencapai puncaknya. Saat
Pada suatu hari, ketegangan mencapai puncaknya. Saat
para penduduk desa sedang bekerja keras menggali tanah
para penduduk desa sedang bekerja keras menggali tanah
untuk goa perlindungan, Hasan melihat seorang tentara
untuk goa perlindungan, Hasan melihat seorang tentara
Jepang memukuli seorang tua yang sudah terlalu lemah
Jepang memukuli seorang tua yang sudah terlalu lemah
untuk bekerja. Tanpa berpikir panjang, Hasan berlari ke
untuk bekerja. Tanpa berpikir panjang, Hasan berlari ke
arah tentara itu dan mencoba untuk menghentikannya.
arah tentara itu dan mencoba untuk menghentikannya.
“Berhenti! Kau tidak boleh memperlakukannya seperti
“Berhenti! Kau tidak boleh memperlakukannya seperti
hewan!” teriak Hasan dengan penuh kemarahan.
hewan!” teriak Hasan dengan penuh kemarahan.
Meskipun tahu akan risiko yang dihadapinya, Hasan tetap
Meskipun tahu akan risiko yang dihadapinya, Hasan tetap
berdiri tegak, tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut di di
berdiri tegak, tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut
wajahnya.
wajahnya. Ia siap menerima nasibnya, demi
nasibnya,
menerima
Ia
siap
demi
mempertahankan harga diri dan kebebasan desanya.
mempertahankan harga diri dan kebebasan desanya.
Dengan kejam, tentara Jepang mulai memukul Hasan dengan
Dengan kejam, tentara Jepang mulai memukul Hasan dengan
pentungan dan cambuk mereka. Suara gemerisik yang
pentungan dan cambuk mereka. Suara gemerisik yang
menyakitkan mengisi udara, namun Hasan tetap tidak
menyakitkan mengisi udara, namun Hasan tetap tidak
mengeluarkan suara apapun, kecuali gemetar dari tubuhnya
mengeluarkan suara apapun, kecuali gemetar dari tubuhnya
yang terluka.
yang terluka.
Halaman 11