Page 6 - Modul 1 Hakikat Bahasa dan Sikap Positif terhadap Bahasa Indonesia
P. 6

lambang.  Kalau  ide  atau  konsep  untuk  menyatakan  adanya  kematian
                         dilambangkan  dengan  bendera  kuning,  dan  ide  atau  konsep  keadilan

                         sosial  dilambangkan  dengan  gambar  padi  dan  kapas.  Maka  lambang-
                         lambang  bahasa  diwujudkan  dalam  bentuk  bunyi  yang  berupa  satuan-

                         satuan  bahasa,  seperti  kata  atau  gabungan  kata.  Namun,  lambang

                         bersifat arbitrer (bersifat mana suka), atau tidak ada hubungan langsung
                         yang  bersifat  wajib  antara  lambang  dengan  yang  dilambangkannya.

                         Contohnya  lambang  bahasa  yang  berwujud  bunyi  ‘kuda’  dengan
                         rujukannya yaitu seekor binatang berkaki empat pemakan rumput yang

                         bisa dikendarai, tidak ada hubungan sama sekali, tidak ada ciri alamiah

                         sedikit pun, begitu juga antara lambang bunyi ‘air’ dengan rujukannya yaitu
                         sejenis  benda  cair  yang  rumus  kimianya  H2O  tidak  ada  hubungannya

                         sama sekali, tidak ada ciri alamiahnya. Jadi, lambang-lambang bahasa
                         yang  berupa  bunyi-bunyi  itu  sejajar  dengan  lambang  “kematian”  yang

                         berupa bendera kuning, atau lambang “asas keadilan sosial” yang berupa

                         gambar  padi  dan  kapas.  Mengapa  lambang  kematian  bukan  bendera
                         merah,  hijau,  atau  biru,  dan  mengapa  lambang  keadilan  sosial  bukan

                         berupa  gambar  mobil,  rumah,  atau  uang,  semuanya  adalah  karena
                         lambang  itu  bersifat  arbitrer.  Untuk  mengenal  lambang  bahasa  yang

                         berupa bunyi-bunyi itu kita harus mempelajarinya. Kebetulan saja dalam
                         bahasa  Indonesia  untuk  konsep  ‘binatang  berkaki  empat  yang  bisa

                         dikendarai’ dilambangkan dengan bunyi ‘kuda’ karena dalam bahasa lain,

                         lain  pula  lambangnya.  Dalam  bahasa  Jawa  lambangnya  berupa  bunyi
                         ‘jaran’,  dalam  bahasa  Inggris  berupa  bunyi  yang  ditulis  ‘horse’  (Chaer,

                         1995).
                      3.  Bahasa adalah Bunyi

                                Kridalaksana (1982), menyatakan bahwa bunyi adalah kesan pada
                         pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi

                         karena perubahan dalam tekanan udara. Bahasa sebagai bunyi memiliki

                         maksud  bahasa  dihasilkan  oleh  alat  ucap  manusia,  terutama  untuk
                         komunikasi  lisan.  Dalam  komunikasi  lisan,  bahasa  dihasilkan  dari

                         pemikiran yang ada dalam otak yang nantinya akan membentuk sebuah




                               Modul 1- Hakikat Bahasa dan Sikap Positif terhadap Bahasa Indonesia   5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11