Page 15 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 15

2   Titik Lembek, °C                     SNI 06-2434-1991      48 – 58

                          3   Titik Nyala, °C                      SNI 06-2433-1991     Min. 200
                          4   Daktilitas 25 °C, cm                 SNI 06-2432-1991     Min. 100
                          5   Berat jenis                          SNI 06-2441-1991     Min. 1,0
                          6   Kelarutan dalam Trichlor Ethylen,
                              %berat                                RSNI M-04-2004      Min. 99
                          7   Penurunan Berat (dengan TFOT), %     SNI 06-2440-1991     Max. 0,8
                              berat
                          8   Penetrasi setelah penurunan berat, % asli   SNI 06-2456-1991   Min. 54
                          9   Daktilitas setelah penurunan berat, %
                              asli                                 SNI 06-2432-1991     Min. 50
                          10   Uji noda aspal
                              - Standar Naptha                     SNI 03-6885-2002      Negatif
                              - Naptha Xylene
                              - Hephtane Xylene


                         Catatan : Penggunaan pcngujian noda (uji bintik atau spot tes) adalah pilihan (optional). Apabila
                                  disyaratkan  direksi  dapat  menentukan  salah  satu  pelarut  yang  akan  digunakan,  yaitu
                                  standard naptha, naptha xylcne atau heptane xylane.
                      Sumber :      Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan, Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
                                    April 2005.

                       Spesifikasi  aspal  sesuai  Spesifikasi  Umum  2010  campuran  beraspal  panas  yang
                diterbitkan  oleh  Dirjen  Bina  Marga  menetapkan  aspal  yang  digunakan  untuk  beton  aspal

                campuran panas adalah aspal keras pen 60/70,  dapat dilihat pada Tabel 1.4.



                                                  PENGANTAR K3


                        Pelaksanaan  Keamanan,  Kesehatan  dan  Keselamatan  Kerja  (K3)  adalah  salah  satu

                bentuk  upaya  untuk  menciptakan  tempat  kerja  yang  aman,  sehat,  bebas  dari  pencemaran
                lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit.

                Sebelum  melakukan  praktikum,  terlebih  dahulu  harus  mengetahui  bagaimana  pelaksanaan

                Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium.
                        Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat alat

                laboratorium,  bahan,  proses  dan  tempat  praktikun,  mahasiswa,  dosen  dan  karyawan  di
                lingkungan Laboratorium Uji Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta.

                Jenis-jenis bahaya pada saat praktek di laboratorium uji bahan diantaranya adalah:











                                                           7
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20