Page 17 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 17
bitumen dalam suhu tertentu. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam
pengendalian mutu aspal keras atau ter.
KOMPETENSI KHUSUS :
a. Mahasiswa dapat melakukan prosedur pengujian penetrasi
b. Mahasiswa dapat mengoperasikan peralatan pengujian
c. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengujian
d. Mahasiswa dapat menarik kesimpulan hasil pengujian
TEORI:
Untuk mengklasifikasikan aspal keras dari yang lunak sampai dengan yang keras
dilakukan pengujian penetrasi. Yang dimaksud dengan penetrasi pada pengujian aspal
adalah masuknya jarum penetrasi, berdiameter 1 inchi dengan berat 100 gram kedalam
sampel aspal selama 5 detik pada suhu 25º C. Masuknya jarum ke dalam sampel dalam
satuan 0.1 mm. Jadi apabila masuknya jarum ke dalam sampel rata-rata adalah 6,8 mm,
maka aspal tersebut memiliki Pen 68. Nilai pen ini dapat dibaca langsung pada alat
pengukur. Karena persyaratan aspal berbeda untuk masing-masing tingkat kekerasan
aspalnya (penetrasinya), maka pengujian ini mutlak dilakukan sebelum pengujian yang
lain dilaksanakan.
Hasil Penelitian Penetrasi Aspal Shell dengan bahan tambah Wetfix Be 0.3% (Soyfan,
2015); Susilowati, Wiyono, (2016).
Penetrasi pada
0
No. 25 C, 100gr, 5 I II
detik
1. Pengamatan 1 68 68
2. Pengamatan 2 67 65
3. Pengamatan 3 69 68
Rata-rata 68 67
Nilai Penetrasi 67,5
ALAT DAN BAHAN:
1. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan
dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
9