Page 12 - Microsoft Word - 1.COVER PENG. BHN2_ANNI10 DES2018.docx
P. 12

PENGUJIAN BAHAN 2 (BETON ASPAL)


                   b)  Aspal anionik disebut juga aspal emulsi alkali, merupakan aspal emulsi yang butiran
                      aspalnya bermuatan negatif.

                   c)  Aspal Nonionik merupakan aspal emulsi yang tidak mengalami ionisasi, berarti aspal
                      emulsi tersebut tidak bermuatan.

                      Berdasarkan kecepatan mengerasnya, aspal emulsi dapat dibedakan atas :

                   a)  Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga
                      pengikatan yang terjadi cepat, dan aspal cepat menjadi padat atau keras kembali.

                   b)  Medium Setting (MS)

                   c)  Slow Setting (SS), jenis aspal emulsi yang paling lambat mengeras.
                      Kelekatan  aspal  emulsi  kedalam  agregat  berdasakan  tarik  menarik  antara  muatan

                      partikel  aspal  emulsi  dan  muatan  agregatnya.  Aspal  emulsi  kationik  harus  dengan
                      agregat yang bersifat negatif atau netral misalnya andesit, granit, silika. Sedangkan

                      aspal emulsi anionik atau aspal emulsi bermuatan negatif sesuai untuk batuan yang
                      bermuatan positif misalnya batu kapur



                      Jenis Aspal keras
                      Aspal keras dapat dibedakan berdasarkan nilai penetrasi atau viskositas. Berdasarkan

               nilai  penetrasinya,  AASHTO  membagi  aspal  keras  kedalam  lima  kelompok  aspal  keras,

               yaitu  aspal  40-50,  aspal  60-70,  aspal  85-100,  aspal  120-150,  dan  aspal  200-300.  Angka
               makin besar aspal makin lunak. Masa layanan aspal pen 80 lebih lama dari aspal pen 60. Hal

               ini  disebabkan  apabila  aspal  kelua  dari  AMP  maka  aspal  pen  60  menjadi  pen  40-50,
               sedangkan aspal pen 80 menjadi pen 50-60. Aspal disebut telah lapuk apabila mempinyai

               pen 20. Spesifikasi dari masing-masing kelompok aspal tersebut seperti pada Tabel 1.1.
               Di Indonesia, aspal yang digunakan untuk perkerasan jalan dibedakan atas aspal pen 60 dan

               aspal pen 80. Persyaratan kualitas aspal yang umum digunakan di Indonesia seperti tertera

               pada Tabel 1.1.
                                Tabel 1.1. Spesifikasi Aspal Keras menurut Bina Marga (2005)

                No   Jenis Pengujian   Satuan     Metode                     Persyaratan
                                                              Peb 40  Pen 60  Pen 80     Pen     Pen
                                                                                         120     200
                1.   Penetrasi , 25⁰C,   0,01   SNI 06-2456-   40-59   60-79   80-100    120-    200-
                     100 gr, 5 dtk     mm          1991                                  150     300
                2.   Titik Lembek       ⁰C     SNI 06-2434-    51-53   50-58    45-54    120-    200-
                                                   1991                                  150     300
                3.   Titik nyala        ºC     SNI 06-2433-   Min200  Min200  Min225  Min215  Min177
                                                   1991
                4.   Ductilitas, 25⁰C   Cm     SNI 06-2432-   Min100  Min100  Min100  Min100       -





                                                           4
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17