Page 129 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 129

Bahkan konsepsi tanah air pada paparan internasional dikenal
                konsepsi  landas  kontinen  sehingga  keutuhan  kekuasaan  tanah
                dan air merupakan konsepsi filosofik dari bangsa Indonesia terkait
                antara kehidupan manusia dengan kehidupan alam.
                     Beranjak dari konsep demikan, secara filosofis bangsa
                Indonesia memelihara hubungan antara kehidupan perseorangan
                dengan kehidupan sosial. Oleh karena itu, keterkaitan antara
                kepentingan perseorangan dan kepentingan sosial merupakan
                keterkaitan  yang  berkesinambungan.  Hal  tersebut  dicerminkan
                dalam Pembukaan UUD 1945 serta Pasal 33 UUD 1945 sebagai
                perwujudan sila kelima Pancasila, yakni: Keadilan Sosial bagi
                rakyat Indonesia. Bahkan dalam UUPA perwujudan konkret,
                terdapat konsepsi filosofis bahwa tanah memiliki fungsi sosial,
                sehingga kepemilikan tanah secara perseorangan tidak tak terbatas.
                Kalimat “tidak tak terbatas” merupakan pembatasan secara tegas
                bahwa hak milik perseorangan berhadapan dengan kepentingan
                sosial demi kesejahteraan umum. Demikian juga dengan penataan
                kewenangan peratanahan ditujukan pada kesejahteraan sosial yang
                berkeadilan baik di tingkat Pusat maupun di daerah
                     Dalam penyelenggaraan kewenangan pertanahan antara
                pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengalami berbagai
                dinamika dan tarik ulur yang cukup progresif. Otonomi daerah
                yang luas, nyata dan bertanggung jawab, menuntut kreatifitas dan
                inisiatif Pemerintah Daerah untuk menggali aspirasi dan potensi
                di daerah yang diarahkan pada kesejahteraan masyarakat, dalam
                hal ini termasuk pelaksanaan sebagian kewenangan pertanahan
                yang didesentralisasikan. Oleh  karena itu pengembangan dan
                peningkatan  kapasitas  Pemerintah Daerah secara  nyata  dengan
                cara mengoptimalkan kewenangan yang dipunyai adalah
                merupakan suatu keniscayaan dalam pelaksanaan tugas di bidang
                pertanahan ini.

                     Pengembangan dan peningkatan kapasitas yang dipahami
                dalam kerangka  program  nasional mengacu  kepada kebutuhan
                untuk menyesuaikan kebijakan-kebijakan dan peraturan-
                peraturan, memodifikasi prosedur kerja dan mekanisme koordinasi,




                                          114
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134