Page 128 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 128

3.  Bagaimana     meningkatkan    peran    Pemerintah    Daerah
                Kabupaten Sleman melalui Perangkat Organisasi Pemerintah
                Daerah Kabupaten yang dalam hal ini dilakukan oleh Dinas
                Pengendalian Pertanahan Daerah (DPPD) sebagai ujung tombak
                penyelenggaraan Kebijakan Pemanfaatan dan Penyelesaian
                Masalah  Tanah  Kosong  pada  khususnya,  dan  pengendalian
                pertanahan di daerah pada umumnya?



                Secara institusional ada beberapa pertanyaan penting:

            1.  Bagaimana memperkuat kelembagaan pertanahan di daerah
                kabupaten/kota agar dapat lebih berdaya dalam melaksanakan
                tugas pokok dan fungsiya di bidang pertanahan?
            2.  Bagaimana menjalin sinergi yang saling menguntungkan antara
                lembaga pertanahan di daerah kabupaten/kota dengan kantor
                pertanahan yang merupakan lembaga vertikal?

            3.  Strategi apa yang dapat digunakan untuk membangun kapasitas
                kelembagaan, sumberdaya manusia dan sarana prasarana menuju
                eksistensi kelembagaan pertanahan di daerah kabupaten?

            Dasar Pemikiran Filosofis, Sosiologis, dan Yuridis

            1.  Argumen Filosofis

                     Bagi rakyat Indonesia hubungan manusia dengan tanah
                merupakan hal yang sangat mendasar dan asasi. Hubungan
                ini sangat menentukan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan,
                keberlanjutan dan harmoni bagi bangsa dan negara Indonesia. Jika
                hubungan ini tidak tersusun dengan baik, akan lahir kemiskinan
                bagi  sebagian besar  rakyat Indonesia,  ketidakadilan, peluruhan
                serta sengketa dan konflik yang berkepanjangan yang sangat
                bersifat struktural.
                     Keterkaitan rakyat dengan tanah tercermin dari ungkapan
                berbagai suku bangsa yang menyatukan kehidupan dengan alam,
                seperti “tanah air” (bahasa Jawa), “lemah cai” (bahasa Sunda).



                                          113
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133