Page 86 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 86

Bagian 3


            Pengelolaan Tanah Desa dan

            Problematikanya           39





            Pendahuluan

                Pada umunya kita mempunyai bayangan tentang daerah
            sebagai wilayah yang terdiri atas pusat-pusat permukiman dengan
            beraneka ragam sebutan, seperti desa, kampong, lembang, marga,
            nagari, gampong yang didiami oleh petani-petani dengan segala
            karakteristiknya. Dalam hal ini hubungan kekeluargaan (keakraban,
            tolong-menolong atau gotong royong, dan keterikatan) sebagai sifat
            mempengaruhi hubungan-hubungan lain secara kuantitatif relatif
            lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perkotaan.
                Perlu disadari oleh kita semua, bahwa pengertian desa adalah
            istilah  atau  pengertian  yang  beranekaragam. Pembagian  secara
            administratif wilayah Negara Indonesia terdiri atas wilayah yang
            meliputi provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa. Disamping
            desa dalam pengertian administratif, dapat dijumpai juga jenis desa
            dengan menerapkan kriteria yang lain, misal berdasarkan topografi:
            desa pegunungan, desa dataran rendah, desa dataran tinggi, desa pantai;
            Kemungkinan juga dapat didasarkan pada kriteria jenis usahannya,
            yaitu kampong peladang berpindah-pindah, desa perkebunan rakyat,
            desa nelayan, dll.

                Secara historis, Menurut S.M.P.  Tjondronegoro  Pemerintah
                                                              40
            Indonesia lebih banyak mengandalkan pada desa dalam pengertian



            39   Makalah disajikan pada FGD Pengelolaan Tanah Kas Desa Kabupaten Sleman,
                (Projek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan Untuk Desentralisasi/Sustainable
                Capacity Building for Decentralization Project SCB-DP), 28 Maret 2009, di Balai
                Besar Latihan Ketransmigrasian Yogyakarta.
            40   Soediono M.P. Tjondronegoro, Ranah Kajian Sosiologi Pedesaan, Departemen
                Komunikasi Pengembangan Masyarakat IPB, Bogor, 2008., hlm. 41-42.


                                          71
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91