Page 88 - Beberapa Pemikiran Status Tanah dan Dinamikanya
P. 88

Wujud  Otonomi  dan/atau  Pemberdayaan  (partisipasi)
            warga Desa
                UU Nomor 5  Tahun 1979 yang mulai berlaku terhitung 1
            Desember 1979 ini, mengisyaratkan suatu kebijakan Pemerintah,
            agar diadakan penyatuan dan/atau penyeragaman istilah persekutuan
            masyarakat hukum adat yang berupa “Kampong (Papua), Marga
            (Palembang), Nagari (Sumatera Barat), Pertuanan/wewengkon
            (Jawa),  Kampung (Sanggau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan
                  41
            Selatan), Lembang (Toraja) , Gampong (Nangroe Aceh Darussalam/
                                     42
            NAD)  serta Negeri (Maluku)  sebagainya menjadi “Desa”.
                  43
                                        44
                Secara tidak lansung dengan diberlakukannya substansi UU
            tersebut, mempunyai 3 (tiga) akibat penting terhadap otonomi desa
            dan/atau masyarakat hukum adat atau daerah dengan nama lain
            yang setingkat, yaitu: 1) melemahkan posisi pemerintahan informal
            yang dalam hal ini dipegang oleh para Kepala Marga, Lembang dll.,
            sehingga tinggal tersisa untuk melaksanakan kehiatan-kegiatan yang
            bersifat ritual upacara adat, bahkan dijadikan sebagai ajang komoditi
            pariwisata belaka; 2) wilayah Hak Ulayat, marga, Kampong dll., terbagi
            ke dalam beberapa desa dengan satu pucuk pimpinan (otoritas tunggal)
            pada Kepala Desa; 3) Kekuasaan pemimpin masyarakat hukum adat,
            Marga atau lebang, dll., apalagi dengan dihapuskannya Peradilan Adat/
            Inheemse Rectspraak (UU Darurat Nomor 1 Tahun 1951, maka otoritas
            untuk menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan tanah menjadi
            kewenangan Peradilan Umum (Pengadilan Negeri). 45


            41  Sarjita, Konflik  Hak  Ulayat  Masyarakat  Hukum  Adat  Antara  Kampoeng  Kajoe
                Poloe dan Kajoe Batoe Dengan Pemerintah Kota Jayapura (Thesis),  Program
                Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, 2003: 119.
            42   Paramita Iswari, Dkk., Bongkar Pasang Strategi Dalam Implementasi Pembaruan
                desa dan Agraria di Tiga Wilayah Belajar Sanggau, Garut dan Toraja”, dalam
                Tanah Masih Di Langit Penyelesaian Masalah Penguasaan Tanah Dan Kekayaan
                Hutan  Di  Indonesia  Yang  Tak  Kunjung  Tuntas  Di  Era  Reformasi,  Yogyakarta,
                Yayasan KEMALA, 2005: 313-328.
            43   Pasal  1  butir  20  Jo.  Pasal  115  -117  UU  Nomor  11  Tahun  2006  tentang
                Pemerintahan Aceh.
            44   Penjelasan Pasal 202 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
                Daerah.Jakarta, CV. Eka Jaya,2004: 197.
            45   Sarjita, Ibid., hlm. 120-121.


                                          73
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93