Page 43 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 43

terhadap orang yang terzhalimi, karena sesungguhnya doa orang
                 yang terzalimi dikabulkan Allah. Masukkanlah pemilik unta
                 yang sedikit dan pemilik kambing yang sedikit; dan serahkanlah
                 kepadaku tentang urusan ternak Ibnu Auf dan ternak Ibnu Affan,
                 karena jika ternak keduanya mati, keduanya akan kembali ke
                 ladang korma dan pertanian, sedangkan pemilik unta yang sedikit
                 dan pemilik kambing yang sedikit, jika ternak mereka mati, maka
                 mereka akan datang kepadaku dengan anak-anak mereka, lalu
                 berkata, “Wahai amirul mukminin, apakah aku meninggalkan
                 mereka begitu saja? Sungguh kamu tidak layak sebagai Bapak!
                 Sebab air dan rumput lebih mudah bagiku dari pada emas dan
                 perak! Demi Allah, sungguh mereka akan berpendapat bahwa
                 aku menzalimi mereka. Sesungguhnya daerah ini adalah daerah
                 mereka. Mereka berperang padanya dalam masa jahiliyah, dan
                 mereka Islam padanya dalam masa Islam. Demi Dzat yang diriku
                 di dalam genggamanNya, kalau bukan karena harta yang aku
                 pikulkan di jalan Allah, maka aku tidak akan melarang mereka
                 sedikitpun dari negeri mereka.” 38
                Riwayat tersebut menunjukkan sikap Umar bin Khattab ra dalam
            penertiban pengelolaan hima. Umar bin Khattab ra tidak mau menzalimi
            kaum muslimin dengan penyalahan gunaan hima. Umar bin Khattab ra
            benar-benar menjaga agar hima digunakan untuk memenuhi kebutuhan
            kaum muslimin terutama orang miskin.
                Ketegasan Umar bin Khattab ra tidak main-main. Demi menjaga
            ketertiban dalam pemanfaatan tanah, Umar bin Khattab ra tidak
            memperbolehkan peruntukan tanah di luar tujuan pemberiannya.
            Hal itu dapat dilihat dari sebuah peristiwa ketika manusia meminta
            kepada Umar bin Khattab ra lahan tanah di Andzarkaisan, Damaskus,


            38.  Abu Ubaid Al-Qasim, Kitab Al-Amwal, diterjemahkan oleh Setiawan Budi Utomo
               (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 384. Lihat juga Al-Mawardi, hlm. 312, dan Jaribah
               hlm. 480.

            26                                           Islam dan Agraria
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48