Page 46 - ISLAM DAN AGRARIA TElaah Normatif dan Historis Perjuangan Islam Dalam merombak Ketidakadilan Agraria
P. 46
Bahkan, ketika melihat kebutuhan akan air mulai meningkat, Umar bin
Khattab ra memerintahkan gubernurnya untuk menggali sungai. 42
Di tengah-tengah kelangkaan air itu, Umar bin Khattab ra berkata
“Ibnu sabil lebih berhak dengan air dari pada orang yang bermukim
kepadanya.” Ketika ahli jalan meminta izin kepada Umar bin Khattab
ra untuk membangun jalan dari Makkah ke Madinah, maka beliau
mengizinkan dengan mensyaratkan bahwa ibnu sabil lebih berhak dengan
air dan naungan. Dalam khutbahnya pun beliau mengatakan bahwa
orang yang pergi haji ke Baitullah, orang yang umrah, dan ibnu sabil
lebih berhak atas air dan naungan. Terhadap hal itu fuqaha berpendapat,
bahwa apabila pemilik mata air, sungai, ataupun mata air melarang ibnu
sabil meminumnya, atau memberi minum unta atau kambingnya, hingga
dikhawatirkan dirinya akan mati atau binasa, maka ibnu sabil dapat
memerangi pemilik air tersebut dengan senjata, jika air tersebut telah
melebihi kebutuhan pemiliknya.
Selain itu Umar bin Khattab ra juga tidak memperbolehkan tindakan
apapun yang menghalangi pemanfaatan air minum. Contohnya, Malik
meriwayatkan bahwa Adh-Dhahhak bin Khalifah mengairi lahannya dari
43
Al-Uraid, dan melewati tanah Muhammad bin Maslamah. Akan tetapi
ia menolak, padahal air itu juga dapat dimanfaatkan olehnya, dan tidak
merugikannya. Terhadap hal itu, Umar bin Khattab ra memerintahkan
kepada Adh-Dhahhak untuk tetap mengalirkan air tersebut. Tindakan
Umar bin Khattab ra itu adalah sebuah keadilan, karena tidak merugikan
kedua belah pihak.
Sejarah pemerintahan Umar bin Khattab ra telah menunjukkan
banyak kemajuan atas kepemimpinan yang adil oleh Umar bin Khattab ra.
Ketika Umar bin Khattab ra terbunuh, maka tongkat estafet kekhilafahan
dilanjutkan oleh sahabat Utsman bin Affan ra.
42. Opcit, hlm. 505.
43. Ibid, hlm. 506.
Perjuangan Agraria dalam Sejarah Islam 29