Page 100 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 100
Saya memberi aba-aba ke Arul dan Belo untuk memegang
kedua tangan pak Karyo, memastikan tubuhnya tidak bisa
memberontak, dengan posisi lututnya bersimpuh. Saya
mengeluarkan gunting seng dari saku jaketku, dan meraih
jari kelingking kanan dari pak Karyo. Arul membekap mulut
pak Karyo agar suara jeritannya tidak terlalu memancing
perhatian orang. Kami berada di tengah semak belukar,
perbatasan hutan dengan desa Sekar yang jarang dilalui
orang.
Saya langsung saja menggunting kelingkingnya itu hingga
putus, menyaksikan kucuran darah segar yang mengalir
tanpa berkedip, membiarkan teriakannya diredam oleh
suara tonggeret dan ranting pepohonan yang menari oleh
tiupan angin.
"Kami akan kembali, pak Karyo, bulan depan. Pastikan saat
itu kondisi pak Karyo sudah mampu melunasi utang ini,"
kataku sambil berlalu bersama Arul dan Belo,
meninggalkan pak Karyo yang tersungkur ke tanah,
meringis kesakitan di tengah genangan darah yang
mengalir deras dari tangannya dan luka di sekujur
tubuhnya.