Page 95 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 95
Aku termenung saat adikku mengirimkan fotonya
bersama saudara-saudara lainnya duduk di hadapan
kuburan ibu. Aku berusaha membendung air mataku,
teringat kembali tentang ibu. Setelah sekian waktu,
aku sama sekali belum bisa hadir ke sana dan
berziarah.
"Apa yang menghalangimu ke sana, Ger?" tanya Rasti
kepadaku.
"Kamu tahu aku masih terlilit begitu banyak
kewajiban dan utang yang harus dituntaskan, Ti. Aku
sedang berusaha sebisanya," jawabku.
"Pergi ke sana menjumpai ibumu juga menjadi utang,
kan?" pertanyaan Rasti membuatku diam sejenak.
Aku mengangguk.
"Kenapa kamu gak mengizinkan aku membantu, Ger?"