Page 111 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 111
Setelah melewati sesi first jam atau tampil
membawakan satu lagu bersama Abaddon, aku
diajak ke belakang panggung, masuk ke salah satu
ruangan untuk menyelesaikan sederet kontrak
tertulis yang harus segera ditandatangani. Lady,
sang manajer, menyapaku dengan tatapan datar.
Aku melihat wajahnya sedikit pucat dan matanya
tampak berkaca-kaca, tetapi ia berusaha keras
bersikap profesional. Aku masih anak baru, yang
harus belajar memahami situasi band kelas dunia,
kataku dalam hati sambil menghela napas. Jangan
coba-coba, kepo, kataku lagi kepada diriku sendiri.
"Ini hanya kertas kosong," kataku ketika diminta
membubuhkan tanda tangan pada lembaran kertas
yang berwarna kuning pucat dan kosong.
"Ini kertas ajaib, bung Jek, setelah tanda tangan dan
disegel dengan 1 tetes darah dari telunjuk kirimu,
semua klausul kontrak akan muncul. Peraturan
nyentrik dari bang Ayit sejak awal." katanya.