Page 113 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 113
"Kamu akhirnya sadar," kata Ben yang membuka kain
penutup mataku.
Ia membantuku berdiri, melepas tali yang mengikat
kedua tanganku, memberiku waktu menyesuaikan diri
sejenak dengan tempat ini. Sebuah gua kapur yang cukup
besar, dengan stalagmit dan stalaktit yang memenuhi
lantai maupun langit-langitnya, dengan rangkaian lilin
yang menyala, mengelilingi kami. Perhatianku teralihkan
pada sosok patung besar dari batu pualam setinggi tiga-
empat meter, sekitar tiga kali orang dewasa rata-rata,
berwajah manusia dengan ekspresi bengis, deretan gigi
taring yang menyeringai, memiliki beberapa tanduk kecil
di kepalanya, bertelanjang dada, kedua kakinya bersisik,
dua sayapnya terkembang sambil memegang sebuah
anak panah dan sebuah sabit panjang yang siap
diayunkan kepada siapapun yang berada di hadapannya.
"Ini adalah Abaddon," kata Ayit yang muncul dari balik
patung itu.
Ben kini berdiri di samping Ayit, mengajakku mendekat ke
patung tersebut.