Page 117 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 117
Sore itu aku izin ke ibu untuk pergi ke rumah teman,
nyatanya aku malah pergi ke danau seberang, di sisi
Selatan kota ini, untuk mencari pria yang kupanggil ayah,
yang sebentar lagi akan kubunuh.
Berulangkali aku meyakinkan diriku, bahwa kematiannya
tidak akan ditangisi, tetapi disyukuri, ia tidak lagi menjadi
beban di rumah, ia tidak akan berpotensi memukuli ibu
atau melecehkan adik-adikku, kami tidak butuh dirinya!
Danau yang tampak tenang, hanya ada api unggun yang
dikelilingi tiga orang pria yang tampak terbaring lemas
dengan botol bir dan wiski berserakan di sekitarnya.
Langit belum benar-benar gelap, masih tampak jingga
dan abu-abu.
Aku diam mengamati sejenak, memastikan tidak ada
orang lain di tempat itu, dan mereka tidak dalam
keadaan sadar. Aku mengendap mendekat, dan tiba
tepat di belakang sasaran. Kedua tanganku memegang
pisau Abaddon dan bersiap menancapkannya ke kepala
ayah, tetapi aku sekali lagi ragu.