Page 140 - Serenade Kompilasi Cerita Pendek Ito Lawputra
P. 140

"Beni hampir saja memakan kue itu, bu, tapi Melda hanya


     berbagi dengan Anto. Lalu tiba-tiba mereka berteriak seperti


     kesakitan dan jatuh ke lantai dan..." kata-kata Beni segera


     kusudahi dengan memeluknya erat.





     "Ingat, jangan pernah makan sembarangan, apapun itu,


     entah diberikan oleh orang, ataupun jajan sembarangan ya,


     nak," kataku.





     "Iya, bu. Beni janji akan selalu dengar apa kata ibu," balasnya


     sambil terisak dan membenamkan kepalanya di bahuku.





     Kamu atau siapapun yang tahu akan cerita ini, tentu tidak


     akan pernah memahami, sampai di mana rasa sayang


     seorang ibu kepada anaknya. Aku harus menuliskan cerita ini


     agar aku tidak gila. Suara-suara aneh seperti bisikan masih



     terus menghantui tidurku di malam hari, mengingatkan setiap


     ancaman, bahaya yang mungkin mengincar Beni, putraku


     tersayang.





     Aku hanya ingin kamu tahu, saat satu hari nanti catatan ini


     mungkin kamu temukan, bahwa, kasih sejati seorang ibu,


     akan selalu melekat sepanjang masa. Seperti aku


     memastikan, Beni putraku tersayang, tumbuh besar dengan



     aman dari dunia yang kejam dan penuh ketidakpastian.
   135   136   137   138   139   140   141   142