Page 82 - skripsi antropologi sastra
P. 82

69







                               Khamar  atau  minuman  berakohol  dilarang  kerena  dibalik  kemanfaatannya


                        alkohol juga memiliki kemudharatan. Alkohol merusak system syaraf, melemahkan

                        koordinasi  otot  atau  mata.  Selain  itu  hal  yang  pasti,  dalam  aturan  agama  apapun,

                        orang  yang  meminum  alkohol  secara  berlebihan  akan  mendapat  hukuman  serta


                        dimasukkan  ke  dalam  neraka.  Ini  pun  digambarkan  Goethe  pada  puisi  ini  yaitu


                        dengan kalimat:

                                      Trinke nur vom besten Wein:
                                      Doppelt wärest du ein Ketzer
                                      In Verdammnis um den Krätzer.

                                      Minumlah hanya dari anggur terbaik:
                                      maka kamu akan menjadi penyeleweng agama
                                      yang mendapat goresan luka berlipat ganda didalamneraka

                               Kata  kunci  pada  bait  di  atas  adalah  Wein  yang  merupakan  sesuatu  yang
                        dilarang agama, serta Krätzer  yang menjadi simbol untuk tempat bagi orang-orang

                        yang  melanggar  perintah  agama.  Dua  hal  ini  digambarkan  Goethe  pada  bait  yang

                        sama. Hal ini menunjukan adanya nilai kepercayaan yang terbangun dalam puisi ini,
                        yaitu  kepercayaan  bahwa  ada  hukuman  untuk  orang-orang  yang  melanggar  atau

                        menyelewengkan aturan agama.

                               Goethe juga menggambarkannya dengan kalimat  yang berbeda, yaitu:

                                      Saki
                                      Denk, o Herr! wenn du getrunken,
                                      Sprüht um dich des Feuers Glast!
                                      Prasselnd blitzen tausend Funken,
                                      Und du weißt nicht, wo es faßt.

                                      Pikirkan, Tuan! Jika kau mabuk,
                                      kilauan api memancar padamu!
                                      Ribuan bunga api meretih berkilat,
                                      dan kau tidak akan tahu, di mana ia akan menangkap.
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87