Page 3 - Modul Kegiatan Belajar 5
P. 3
Fakultas Teknik
Keselamatan & Kesehatan Lingkungan Kerja
seperti orang yang menderita dishpan hands. Konsentrasi yang
berlebih, dapat menimbulkan iritasi leher dan bronchitis.
b. Pelarut berbasis bukan air/nonaqueosus, yaitu pelarut organik.
Pelarut organik menimbulkan problem berbeda. Tekanan uapnya
biasanya tinggi, sehingga besar kemungkinan terjadi potensial
bahaya inhalasi. Secara detail, efek pelarut yang spesifik dapat
dicari di berbagai literature.
Pelarut dapat juga diklasifikasikan atas dasar jenis bahan kimia yaitu:
a. Pelarut Organik
b. Pelarut Non-Organik
Semua pelarut organik umumnya akan berpengaruh terhadap
susunan saraf pusat sampai batas-batas tertentu berfungsi sebagai
depresan dan anestetik dan menyebabkan gangguan lain, tergantung
pada taraf paparan. Efeknya dapat bervariasi dari dari yang sangat
ringan sampai yang sangat berat, seperti tidak tampak sampai narcosis
dan kematian akibat terhentinya pernapasan. Semua pelarut yang
membasahi kulit akan menyebabkan dermatitis atau kelainan kulit.
Kelainan kulit dapat berupa iritasi ringan sampai kerusakan sistemik
seluruh kulit. Pelarut yang paling mudah bereaksi juga dapat
melarutkan lemak pada kulit yang berfungsi sebagai barrier dan
membuat kulit tidak terlindung terhadap iritasi dan kerusakan
selanjutnya. Contoh jenis-jenis pelarut beserta kegunaanya dapat
dilihat pada Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Jenis-Jenis Pelarut dan Kegunaannya
Senyawa Penggunaan di Industri
Aseton Larutan pembersih
Akrilamid Pertambangan dan penggalian lorong, adesif,
pengolahan, limbah, pengolahan biji logam
Benzena Bahan bakar, detergen, penghilang cat,
pembuatan larutan lain
69