Page 8 - Modul Kegiatan Belajar 5
P. 8
Fakultas Teknik
Keselamatan & Kesehatan Lingkungan Kerja
b. Toluen
Toluen merupakan depresan sistem saraf pusat yang
lebih kuat dari pada benzene. Eksposur pada pria selama 8
jam dengan konsentrasi 200 ppm dapat menyebabkan
kelelahan, lemas, kebingungan, dan paresthesia kulit.
Kelelahan ini dapat berlangsung hingga beberapa jam. Pada
konsentrasi 400 ppm, terjadi gangguan pada mental/
disorientasi. Dengan 600 ppm, rasa lelah yang luar biasa,
kebingungan, rasa riang berlebih, mual, sakit kepala terjadi
setelah 3 jam. Berbeda dengan benzena, paparan toluene
tidak mengakibatkan kelainan darah. Oleh karena itu toluen
digunakan sebagai substitute benzena.
c. Xilena
Xilena digunakan sebagai pelarut, dalam industri
percetakan, karet, dan industri kulit. Selain itu xilena juga
digunakan sebagai pembersih baja, pestisida, tiner cat, dan
varnish dan ditemukan dalam jumlah kecil dalam bahan
bakar pesawat.
3. Bahaya Potensial Pelarut
Potensi bahaya dari suatu pelarut selain efeknya terhadap
kesehatan, juga potensi terjadinya kebakaran dan pencemaran udara.
Hal ini tergantung pada beberapa faktor, seperti:
1) Tekanan Uap;
2) Ventilasi;
3) Cara penggunaan; dan
4) Konsentrasinya diudara.
Salah satu cara menilai potensial bahayanya adalah dengan
menggunakan “Vapor-hazard ratio number” pada kondisi tertentu.
Angka ini merupakan nilai suatu pelarut saat terjadi ekuilibrium pada
25°C terhadap NAB-nya (ppm/ppm)- semakin kecil angka ini, semakin
74