Page 5 - Modul Kegiatan Belajar 5
P. 5

Fakultas Teknik
                                                                              Keselamatan & Kesehatan Lingkungan Kerja




                                  a.  Pelarut Organik

                                            Pelarut  organik  merupakan  pelarut  yang  mengandung  zat
                                      organic  dan  sering  digunakan  untuk  melarutkan  zat  organik

                                      lainnya. Pelarut organik dapat diklasifikasikan menjadi:

                                      a)  Hidrokarbon alifatik, alisiklik, aromatik,
                                      b)  Hidrokarbon terhalogenasi,dan

                                      c)  Keton, alkohol, eter
                                      1)  Pelarut Hidrokarbon Alifatik

                                               Pelarut hidrokarbon alifatik memiliki atom karbon lurus

                                          atau  bercabang  dan  berikatan  dengan  atom  hydrogen.  Salah
                                          satu contoh pelarut organik dari golongan hidrokarbon alifatik

                                          adalah  hexane,  benzidine,  mineral  spirits.  Masing-masing
                                          pelarut  golongan  hidrokarbon  alifatik  ini  mempunyai  sifat

                                          kimia yang berbeda, termasuk nilai NAB nya. Semua zat kimia,
                                          volume dan konsentrasinya sangat tergantung pada temperatur

                                          dan tekanan. Dengan demikian, NAB bagi zat kimia ditentukan

                                          pada suhu 25oC dan 1 atmosfer.
                                               Kelompok  alifatik  merupakan  pelarut  dengan  tingkat

                                          toksisitas akut yang paling rendah diantara pelarut lainnya. Uap
                                          dari  pelarut  jenis  ini  hanya  sedikit  mengiritasi  membrane

                                          makus  pada  konsentrasi  tinggi  yang  dibutuhkan  untuk
                                          memproduksi sifat anestesi. Misalnya, metana, etana, propana,

                                          dan butana merupakan gas dengan tingkat toksisitas rendah dan

                                          tingkat bahayanya hanya terbatas pada potensinya untuk dapat
                                          terbakar dan meledak saja (flammability dan explosivity).

                                               Pelarut dengan fasa cair memeiliki sifat sebagai depresan

                                          susunan saraf pusat (SSP) dan iritan, yaitu, pentane, heksana,
                                          heptana,  oktana,  dan  nonana.  Paraffin  cair  atau  dekana

                                          merupakan  pelarut  lemak  dan  iritan  primer  yang  mampu
                                          mengiritasi  kulit  dan  menyebabkan  dermatitis  setelah

                                          terjadinya kontak berulang.



                                                              71
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10