Page 9 - Modul Kegiatan Belajar 5
P. 9
Fakultas Teknik
Keselamatan & Kesehatan Lingkungan Kerja
kecil potensial bahayanya. Contoh penghitungan rasio tersebut ialah
sebagai berikut: Metilen klorida, memiliki NAB = 500 ppm dan 1,1,1-
trikloroetilen memiliki NAB 350 ppm, dilihat dari NAB-nya saja dapat
diperkirakan bahwa yang terakhir lebih toksik, tetapi setelah
diperhitungkan mudah tidaknya menguap, ternyata yang terakhir itu
lebih aman. Vapor hazard untuk trikloroetan = 489, sedangkan untuk
metilenklorida = 1080.
a) Bahaya Kebakaran dan Ledakan
Pelarut ada pula yang mudah terbakar dan meledak. Oleh
karena itu, pencegahannya menjadi penting. Ventilasi harus
mencukupi, dalam arti konsentrasi pelarut didalam ruang kerja
dibawah NAB, dan suhu dibawah Lower Explosive Limit (LEL).
Meskipun demikian, dibeberapa pits dan pockets tidak dapat
dihindari terkumpulnya uap dalam konsentrasi mudah terbakar.
Untuk amannya, gunakan pelarut yang tidak mudah terbakar,
yaitu yang mempunyai flash point lebih dari 140o F dan tidak ada
sumber api (peralatan elektrik, rokok). Akan tetapi, pelarut yang
terhalogenasi dan tidak mudah terbakar sering kali mudah terurai
menjadi turunannya yang korosif, lebih toksik, seperti fosgen, HCl,
dan HF bila dipanaskan sehingga tidak dapat dipakai bila ada api,
peralatan elektrik, dan alat-alat dengan temperatur tinggi lainnya.
b) Pencemaran Udara
Pelarut juga dapat berbahaya bagi masyarakat umum apabila
mencemari udara. Pelarut hidrokarbon sering kali menjadi
komponen smog-fotokimia. Adanya cahaya matahari menyebabkan
pelarut hidrokarbon dapat bereaksi dengan oksigen dan menjadi
aldehida, asam, nitrat, dan lain-lain iritan, dan senyawa
pengganggu lainnya.
Kebanyakan hidrokarbon diudara berasalkan gas buang
kendaraan bermotor, tetapi jumlah pelarut yang duganakan juga
cukup banyak dalam industri, untuk pembersih dan proses
75