Page 154 - E-MODUL EFK_Neat
P. 154
E-Modul
Etika & Filsafat Komunikasi
4. Teori koherensi
Menurut teori ini sesuatu dianggap benar bila ia berkaitan
dengan pernyataan sebelumnya yang sudah pasti benar.
Misalnya, pernyataan bahwa “presiden di Indonesi tidak dapat
dijatuhkan oleh parlemen” adalah benar karena bertalian
dengan pernyataan sebelumnya, yakni “Indonesia menganut
system pemerintahan presidensial”.
Kebenaran yang diperoleh secara mendalam berdasarkan
proses penelitian dan penalaran logika ilmiah. Kebenaran ilmiah ini
dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan pragmatis,
koresponden, dan koheren. Berbeda dengan kebenaran ilmiah, ada
juga kebenaran karena faktor-faktor non-ilmiah. Diantaranya
kebenaran non-ilmiah adalah:
➢ Kebenaran karena kebetulan
Kebenaran yang didapat dari kebetulan dan tidak didtemukan
secara ilmiah. Tidak dapat diandalkan karena kadang kita sering
tertipu dengan kebetulan yang tidak bisa dibuktikan. Namun
satu atau dua kebetulan bisa juga menjadi peraantara
kebenaran ilmiah, misalnya penemuan kristal Urease oleh Dr. J.
S. Summers.
➢ Kebenaran karena akal sehat (common sense)
Akal sehat adalah serangkaian konsep yang dipercayai dapat
memecahkan masalah secara praktis. Kepercayaan bahwa
hukuman fisik merupakan alat utama untuk Pendidikan adalah
termasuk kebenaran akal sehat ini. Penelitian psikologi
kemudian membuktikan hal itu tidak benar.
➢ Kebenaran agama dan wahyu
142