Page 121 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 121

Bab 15


                      Tahun yang Sibuk






               Ponselku berdering. Dari nada deringnya aku tahu, Ryan
               yang menelepon. Ada apa, ya?
                   “Woi,  sombong  nian  kawan  ambo. Lagi ngapain?”
               seru Ryan dari seberang layar.
                   Kulihat latar belakang tempat Ryan berdiri amatlah
               ramai. Suasananya juga riuh. “Lagi bikin proposal tugas,
               nih. Membuat masakan dengan bahan pangan setengah
               jadi,” jawabku.
                   Wajah  Ryan  mendekat  ke  layar.  “Bahan  pangan
               setengah jadi? Ambo  sudah kelar tugas itu. Kau baru
               mulai? Ah, ketinggalan kau!” serunya. Hmm, kali ini bukan
               pucuk ubi yang ada di giginya, tetapi cabe. Sepertinya dia
               habis makan pempek.
                   Ah, aku jadi rindu pempek Cek Asiong. Harganya
               murah, tetapi rasanya top! Ikannya segar, memakai ikan
               belida yang diambil dari Sungai Musi di Palembang.
                   “Kenapa jakun kau naik turun?” tanya Ryan heran
               melihatku meneguk liur beberapa kali.
                   Aku tergelak seraya berkata bahwa aku rindu pempek
               Cek Asiong. Namun, Ryan bilang Cek Asiong kini sudah
               pensiun. Konon, lututnya bermasalah. Sudah dilakukan
               operasi ganti tempurung lutut, tetapi Cek Asiong masih
               tak kuat berdiri lama.





 112                                    Bab 15 Tahun yang Sibuk  113
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126