Page 125 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 125

Ryan menggeser layar kameranya menjadi kamera  Aku semakin bertanya-tanya, ada apa ini? Ternyata,
 belakang    menunjukk  padak    festiv  y   Gendhis memutuskan untuk berhenti sekolah saja. Dia

 meriah. “Hari ini saatnya tabot tebuang. Kau masih ingat   akan bekerja mencuci dan menyetrika di rumah-rumah
 maknanya, kan? Buanglah segala keburukan yang ada  tetangga. Dengan begitu, dia bisa menjaga Simbah dan
 pada diri kita, ganti dengan kebaikan. Ingek idak?” tanya   Ndaru, sekaligus mendapatkan penghasilan.
 Ryan.
                   “Kamu tahu, nanti ujian-ujian praktik kita itu butuh
 Tentu saja aku ingat! Aku kan dulu selalu ikut  banyak duit! Tahun lalu saja praktik membuat kunyit
 festiv  y  mempering  gugurny         asam, praktik membuat kemasannya agar layak jual, juga
   SA    Pas    sek  ber         mendesain brosur untuk dibagikan. Semuanya butuh duit!

 ini. Berpanas-panasan mengarak tabot, memainkan dol  Apalagi ujian tari, butuh duit juga untuk menyewa kostum.
 dengan gegap gempita, jajan kue-kue yang banyak dijual   Aku menyerah, Ben! Toh aku juga tidak akan melanjutkan
 di pinggir jalan, ah rindunya!  SMA, jadi ya lebih baik sekalian saja berhenti sekarang,”
               Gendhis tergugu-gugu.
 “Nah, buang yang buruk, ganti dengan yang baik.
 Buanglah cabe di gigimu itu, sikat gigilah dulu agar gigi  “Ndhis, kamu ini pintar. Jangan menyerah begitu
 kau cemerlang!” candaku menutupi rindu.    t  Wir  kesal

 Ryan terkekeh dan mencungkil cabe di giginya, lalu  Ak    Wir  buk  mar  t  kecew
 menempelkannya di layar ponsel. Duh!  Gendhis  Ak    deng  Wira
               menyerah. Orang segarang Gendhis, tak boleh pasrah
 Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Mama muncul dari
               dengan keadaan.
 balik  pintu.  “Ada  Wira  dan  Gendhis,  tuh,”  kata  Mama.
 Aku mengernyit. Ada apa, ya? Aku tidak ada  “Keputusanku sudah bulat. Aku bahkan sudah
 janjian dengan mereka. Aku segera berpamitan pada    pelangg    Wiry      Babur  merek
 Ry    bergeg      Wir    Gendhis   setuju untuk memintaku menyetrika pakaian keluarga
               mereka,” kata Gendhis.
 “Ada apa?” tanyaku.
 Wira  dan  Gendhis  membisu.  Mereka  juga  tak   “Hanya menyetrika?” tanyaku.
 menyentuh es teh manis yang disediakan Mama. Tumben.   “Ya, karena mereka punya mesin cuci,” sahut
 Biasanya Wira jagoan minum es teh.   Gendhis.
 “Ini,  nih!  Bikin  bingung  saja,”  akhirnya  Wira  buka   “Kalau begitu, kamu bisa melakukannya di sore atau
 suara sambil melirik Gendhis.   malam hari. Paginya kamu tetap bisa sekolah,” kataku
                 angguk  Wira



 116  Misteri Drumben Tengah Malam      Bab 15 Tahun yang Sibuk  117
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130