Page 151 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 151

“Wah, lalu apa penjelasan untuk suara drumben itu,   “Jangan-jangan nanti kamu juga mengekor Wira saat
 ya?” tanya Selvi.   kuliah?” tanya Gendhis.

 Aku menggeleng, “Tidak ada,”   “Aku mau mengekor kamu saja,” candaku yang
               membuat Gendhis sedikit tersipu. Namun, sekejap
 “Masa iya itu penyambutan untukmu? Masa iya kamu
               kemudian wajah Gendhis berubah tegang.
 bakal selamanya di Yogya?” tanya Ryan.
                   “Apa siswa kejar paket C bisa melanjutkan kuliah?”
 Aku mengangkat bahu. Semuanya terasa begitu
               tanyanya ragu. “Apa aku tidak kalah bersaing dari anak-
 mustahil, tetapi tak bisa dibantah.
               anak yang bersekolah setiap hari?” tanyanya lagi dengan
 Ryan  lalu  bilang  bahwa  sebaiknya  aku  tak  nada gelisah.
 memercayai hal itu bulat-bulat. Kata Ryan, tak mungkin
                   Aku meyakinkan Gendhis. Tentu saja Gendhis bisa
 hidup seseorang ditentukan oleh suara drumben gaib.
               kuliah. Gendhis harus tetap rajin belajar dan jangan mau
 Aku tak bisa mengiyakan ucapan Ryan. Bukti mitos  kalah olehku dan Wira.
 itu terlalu kuat. Aku gagal kembali ke Bengkulu. Aku tetap
                   “Aku enggak mungkin kalah dari kalian. Aku kan lebih
 tinggal di Yogya. Menurutku, itu sudah menunjukkan
               pintar,” sahutnya ketus.
 kebenaran mitos itu.
                   Wira  terbahak-bahak  melihat  bibirku  manyun
 “Faben!” teriak Mama dari lantai bawah.
               mendengar jawaban Gendhis. Wira mendoakan Gendhis
 Aku bergegas mengakhiri pembicaraanku dengan  agar Gendhis bisa kuliah di UGM seperti cita-citanya.
 Ry    Sel    bergeg    Mama
 Ternyata  Wir        berkunjung  Wir   “Kamu sendiri mau kuliah di mana?” tanyaku pada

 tampak begitu senang mendengar kabar aku masuk ke  Wira
   Wakaya          Wir  menggaruk-g  kepalanya  Katanya
 “Salaman dulu, Bro!” kata Wira penuh semangat. Aku   belum tahu. Bisa jadi ke Bandung, atau ke Jakarta.
               Katanya dia ingin mencari suasana baru. “Bosan, dari
 terkekeh dan menyambut uluran tangannya.
               lahir sampai setua ini tinggal di tempat yang sama,” kata
 “Kenapa kamu memilih SMA Wakaya? Kamu tak bisa   Wira.
 berpisah dariku, ya?” goda Wira.
                   Mendengar  jawaban  Wira,  Gendhis  mencebik.  Kata
 Gendhis hanya mendengus mendengar ocehan Wira.   Gendhis, Wira hanya ikut-ikutan sepupu-sepupunya yang

 “Hehe, iya sih. Daripada tidak ada yang kenal sama   kuliah di Bandung dan Jakarta. “Kalau kamu?” mendadak
 sekali. Lebih baik ikut kamu saja,” sahutku.   Gendhis menoleh padaku.




 142  Misteri Drumben Tengah Malam  Bab 19 Sementara atau Selamanya?  143
   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156