Page 147 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 147
BUM! Seperti ada ledakan di dadaku. Batal kembali Kendalikan dirimu. Terimalah apa yang Tuhan berikan
ke Bengkulu? Batal sekolah bersama Ryan dan Selvi lagi? padamu!” seolah suara Gendhis begitu nyata di sini.
Aku harus terus di Yogya? Sampai kapan? Bolehkah aku
Aku menghela napas, berat sekali rasanya. Aku lalu
bersekolah di Bengkulu dan tinggal di rumah Mak Dang?
memencet nomor Gendhis dan melakukan panggilan
Toh sekolah di Bengkulu sudah dibayar, seragam pun kepadanya
sudah dibeli.
meng w kusut? tany
“Tidak, Ben. Kau harus tetap sekolah di sini. Papa
begitu kami tersambung. Gendhis lalu menambahkan
dan Mama tak mau menyusahkan Mak Dang. Selain itu, Wir pang Sekarang k mengobr bertiga
seorang anak seharusnya di bawah pengasuhan orang seper Gendhis Wir jug bertany meng
tuanya. Bukan orang lain,” kata Papa diiringi anggukan
wajahku terlihat tak keruan.
Mama.
Aku tak bisa menahan getaran di suaraku saat
“Kau boleh memilih sekolah mana saja yang kau menceritak semuanya Wir hany
suka k Wakay seper Wir A
menyimak ceritaku.
pilihanmu?” tanya Mama lembut sembari memegang
tanganku. Setelah aku selesai bercerita, terdengar gumaman
tak jelas dari Gendhis.
Kepalaku terasa berputar-putar. Aku tak bisa
menjawab pertanyaan Mama. Aku mau sekolah di mana? “Kamu ngomong apa?” tanyaku.
Aku tak tahu! Selama ini aku tak pernah membayangkan “Anu, hehehe …,” sahutnya sambil peringisan.
diriku melanjutkan SMA di Yogya.
“Malah peringas-peringis!” ujar Wira kesal.
Aku meminta izin pada Papa dan Mama untuk berpikir
“Aku lagi mikir, berarti mitos itu benar, kan? Suara
dulu. Aku tak bisa berpikir dengan jernih sekarang. Aku
drumben misterius itu adalah penyambutan bagimu, Ben.
lalu berlari ke kamarku dan melupakan gulai tempoyak
Kamu bakal jadi penduduk Yogya selamanya,” akhirnya
ikan patin yang telah siap di meja makan. Di kamar, aku
memikirkan Ryan dan Selvi yang sudah tak sabar bertemu Gendhis bicara juga.
lagi denganku. Aku juga memandangi fotoku bersama Hah! Beberapa hari ini aku memang terus
Wir acar k Ak menerus mendengar suara drumben itu. Apa benar itu
benci situasi ini! penyambutan untukku? Apa benar ini artinya aku akan
selamanya tinggal di Yogya?
Namun, tiba-tiba wajah Gendhis seolah melotot dan
memarahiku. “Jangan membenci sesuatu atau seseorang.
138 Misteri Drumben Tengah Malam Bab 18 Berita Mengejutkan 139