Page 146 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 146

BUM! Seperti ada ledakan di dadaku. Batal kembali                          Kendalikan dirimu. Terimalah apa yang Tuhan berikan
             ke Bengkulu? Batal sekolah bersama Ryan dan Selvi lagi?                        padamu!” seolah suara Gendhis begitu nyata di sini.

             Aku harus terus di Yogya? Sampai kapan? Bolehkah aku
                                                                                                Aku menghela napas, berat sekali rasanya. Aku lalu
             bersekolah di Bengkulu dan tinggal di rumah Mak Dang?
                                                                                            memencet nomor Gendhis dan melakukan panggilan
             Toh sekolah di Bengkulu sudah dibayar, seragam pun                               kepadanya
             sudah dibeli.
                                                                                                    meng  w  kusut?  tany
                 “Tidak, Ben. Kau harus tetap sekolah di sini. Papa
                                                                                            begitu kami tersambung. Gendhis lalu menambahkan
             dan Mama tak mau menyusahkan Mak Dang. Selain itu,                             Wir    pang  Sekarang  k  mengobr  bertiga
             seorang anak seharusnya di bawah pengasuhan orang                                seper  Gendhis  Wir  jug  bertany  meng
             tuanya. Bukan orang lain,” kata Papa diiringi anggukan
                                                                                            wajahku terlihat tak keruan.
             Mama.
                                                                                                Aku tak bisa menahan getaran di suaraku saat
                 “Kau boleh memilih sekolah mana saja yang kau                              menceritak  semuanya      Wir  hany
             suka    k    Wakay  seper  Wir  A
                                                                                            menyimak ceritaku.
             pilihanmu?” tanya Mama lembut sembari memegang
             tanganku.                                                                          Setelah aku selesai bercerita, terdengar gumaman
                                                                                            tak jelas dari Gendhis.
                 Kepalaku terasa berputar-putar. Aku tak bisa
             menjawab pertanyaan Mama. Aku mau sekolah di mana?                                 “Kamu ngomong apa?” tanyaku.
             Aku tak tahu! Selama ini aku tak pernah membayangkan                               “Anu, hehehe …,” sahutnya sambil peringisan.
             diriku melanjutkan SMA di Yogya.
                                                                                                “Malah peringas-peringis!” ujar Wira kesal.
                 Aku meminta izin pada Papa dan Mama untuk berpikir
                                                                                                “Aku lagi mikir, berarti mitos itu benar, kan? Suara
             dulu. Aku tak bisa berpikir dengan jernih sekarang. Aku
                                                                                            drumben misterius itu adalah penyambutan bagimu, Ben.
             lalu berlari ke kamarku dan melupakan gulai tempoyak
                                                                                            Kamu bakal jadi penduduk Yogya selamanya,” akhirnya
             ikan patin yang telah siap di meja makan. Di kamar, aku
             memikirkan Ryan dan Selvi yang sudah tak sabar bertemu                         Gendhis bicara juga.
             lagi denganku.  Aku juga memandangi fotoku bersama                                 Hah!  Beberapa   hari  ini  aku  memang   terus
             Wir        acar    k  Ak                                                       menerus mendengar suara drumben itu. Apa benar itu
             benci situasi ini!                                                             penyambutan untukku? Apa benar ini artinya aku akan
                                                                                            selamanya tinggal di Yogya?
                 Namun, tiba-tiba wajah Gendhis seolah melotot dan
             memarahiku. “Jangan membenci sesuatu atau seseorang.




             138      Misteri Drumben Tengah Malam                                                                 Bab 18 Berita Mengejutkan  139
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151