Page 28 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 28

sahutku ketus sambil mengeluarkan ponselku. Aku harus                              Aku ikut terkekeh. Tadi Wira memberitahuku, gendhis
             segera mengabari Mama. Jangan sampai Mama panik bila                           artinya gula. Kok bisa ya punya nama yang artinya manis,
             anak kesayangannya tak kunjung pulang.                                         tetapi kelakuannya jauh dari manis? Bukankah nama itu
                                                                                            doa?
                 “Ayo!” Gendhis malah melotot. “Katanya mau salat,
             mau makan. Cepetan. Jadi cowok jangan lemot!” omelnya.                             Wira  menyambitku  dengan  sarungnya.  “Ayo,  kita
                                                                                            harus segera ke lapangan!”
                 Daripada terkena omelan Gendhis, aku pun menurut.
             Aku  buru-buru  menuju  musala  sekolah.  Di  sana,  Wira                          Aku menolak. Perutku lapar, aku harus makan dulu.
             sudah menyambutku sambil tersenyum-senyum aneh.                                    Wira mendelik, “Nanti Gendhis mengomel!”
                 “Rasain. Sekarang kamu jadi mangsa baru si Gendhis.
                                                                                                Aku tak menjawab. Mulutku sibuk mengunyah roti
             Selama ini, aku yang jadi korbannya. Disuruh-suruh,
                                                                                            abon bekal dari Mama. Aku tak mau pingsan kekurangan
             dibentak-bentak. Pokoknya dia tipe cewek yang selalu
                                                                                            makan. Bodoh amat pada Gendhis, toh pelatihnya juga
             merasa benar. Jangan berani-berani membantahnya!”                              belum datang. Ambo iko lanang. Tak nak tunduk pada
               Wira
                                                                                            tino! Cowok tak boleh tunduk pada cewek!
                 Hah   Mulutk    ternganga   t      Wir
                                                                                                “Fajar Beniiiiing!” suara Gendhis membuyarkan
             mendorongku ke depan.
                                                                                            lamunanku.
                 “Sana, kamu imamnya!” pintanya.
                                                                                                Buru-buru kujejalkan roti abon ke mulutku. Dari
                 Kami baru saja mengucap salam saat mendengar                               kejauhan, wajah Gendhis terlihat memerah. Mungkin
             suara Gendhis dari lapangan. Rupanya dia sudah mulai                           karena  kepanasan,   mungkin   juga  karena  marah.
             memerintah   anak-anak   lain  untuk  mengeluarkan                             Tangannya   mengacung-acungkan    tongkat   mayoret
             peralatan.                                                                     padaku.  Duh, gawat! Jangan sampai dia marah. Cepat,
                 “  pelatihny    datang?  tanyak    Wira                                    aku harus ke lapangan segera. Lo … lo! Mengapa aku jadi
             Wir  menggeleng.                                                               tunduk pada Gendhis?

                  “Gendhis biasanya memimpin pemanasan dulu.
             Sudahlah, pokoknya jangan melawan Gendhis. Namanya
             saja yang manis, orangnya pahit!” Wira terkekeh.










              20      Misteri Drumben Tengah Malam                                                              Bab 3 Teman Baru, Ekskul Baru  21
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33