Page 30 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 30
Bab 4
Unggahan Menyakitkan
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore saat aku
memasuki rumah. Badanku rasanya remuk redam.
Gendhis benar-benar tak kenal waktu. Dia tetap
meminta kami berlatih meski pelatih sudah pulang. Baru
hari pertama saja sudah begini. Bagaimana hari-hari
berikutnya, ya? Membayangkan saja tulang-tulangku
sudah ngilu.
“Waaa, gantengnya Mama sudah pulang!” Mama
menyambutku dengan ciuman bertubi-tubi.
Aku mengelak, “Badan Faben bau, Ma!”
“Iya, kayak bau tempoyak yang sudah basi!” Mama
tergelak.
Aku ikut tergelak, tak bisa membayangkan aroma
tempoyak basi. Tempoyak alias durian fermentasi saja
baunya sudah menggetarkan bulu hidung bagi yang tak
terbiasa, apalagi tempoyak basi.
“Gimana tadi ekskulnya? Kamu pasti langsung
mahir. Kamu kan dulu pernah belajar main dol. Prinsip
perkusi itu sama. Kuat dan lemah ketukan diatur sesuai
dengan lagu yang diiringinya,” Mama bertanya sembari
memencet-mencet aplikasi pemesanan makanan. “Kamu
mau makan apa? Mama pengin makanan berkuah. Oh ya,
22 Bab 4 Unggahan Menyakitkan 23