Page 29 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 29

sahutku ketus sambil mengeluarkan ponselku. Aku harus   Aku ikut terkekeh. Tadi Wira memberitahuku, gendhis
 segera mengabari Mama. Jangan sampai Mama panik bila   artinya gula. Kok bisa ya punya nama yang artinya manis,
 anak kesayangannya tak kunjung pulang.   tetapi kelakuannya jauh dari manis? Bukankah nama itu
               doa?
 “Ayo!” Gendhis malah melotot. “Katanya mau salat,
 mau makan. Cepetan. Jadi cowok jangan lemot!” omelnya.   Wira  menyambitku  dengan  sarungnya.  “Ayo,  kita
               harus segera ke lapangan!”
 Daripada terkena omelan Gendhis, aku pun menurut.
 Aku  buru-buru  menuju  musala  sekolah.  Di  sana,  Wira   Aku menolak. Perutku lapar, aku harus makan dulu.
 sudah menyambutku sambil tersenyum-senyum aneh.  Wira mendelik, “Nanti Gendhis mengomel!”
 “Rasain. Sekarang kamu jadi mangsa baru si Gendhis.
                   Aku tak menjawab. Mulutku sibuk mengunyah roti
 Selama ini, aku yang jadi korbannya. Disuruh-suruh,
               abon bekal dari Mama. Aku tak mau pingsan kekurangan
 dibentak-bentak. Pokoknya dia tipe cewek yang selalu
               makan. Bodoh amat pada Gendhis, toh pelatihnya juga
 merasa benar. Jangan berani-berani membantahnya!”  belum datang. Ambo iko lanang. Tak nak tunduk pada
   Wira
               tino! Cowok tak boleh tunduk pada cewek!
 Hah   Mulutk   ternganga   t   Wir
                   “Fajar Beniiiiing!” suara Gendhis membuyarkan
 mendorongku ke depan.
               lamunanku.
 “Sana, kamu imamnya!” pintanya.
                   Buru-buru kujejalkan roti abon ke mulutku. Dari
 Kami baru saja mengucap salam saat mendengar  kejauhan, wajah Gendhis terlihat memerah. Mungkin
 suara Gendhis dari lapangan. Rupanya dia sudah mulai  karena  kepanasan,  mungkin  juga  karena  marah.
 memerintah  anak-anak  lain  untuk  mengeluarkan  Tangannya  mengacung-acungkan  tongkat  mayoret
 peralatan.    padaku.  Duh, gawat! Jangan sampai dia marah. Cepat,
 “  pelatihny    datang?  tanyak    Wira   aku harus ke lapangan segera. Lo … lo! Mengapa aku jadi
 Wir  menggeleng.  tunduk pada Gendhis?

 “Gendhis biasanya memimpin pemanasan dulu.
 Sudahlah, pokoknya jangan melawan Gendhis. Namanya
 saja yang manis, orangnya pahit!” Wira terkekeh.










 20  Misteri Drumben Tengah Malam   Bab 3 Teman Baru, Ekskul Baru  21
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34