Page 59 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 59

Mama dulu pernah mengajariku main gitar, tetapi  “Itulah sebabnya ambo susah kau hubungi. Doakan
 lama-lama Mama menyerah. Katanya aku memahami  lancar ya, Sabtu ini akad dan resepsi,” ujar Ryan.
 tempo, memahami ketukan, tetapi aku kurang punya
                   Aku mengangguk pelan. Rasanya aku ingin terbang
 ‘rasa’ dalam memetik senar-senar gitar. Mungkin itu gara-
               ke Bengkulu dan menikmati semua hidangan yang ada di
 gara ukuran jariku yang sebesar pisang ambon. Selain itu,
               resepsi. “Apa saja menu resepsi nanti?” tanyaku dengan
 aku juga mudah terburu-buru. Aku inginnya segera bisa  antusias.
   lagu-lag  y    viral  T
 bisa seperti itu.   “Ketan kuah, bolu koja, gulai pakis, malbi, rendang,
               gado-gado, pindang tulang, pempek, a …,” Ryan tak
 Akhirnya, Mama selesai juga dan menyerahkan laptop
               menyelesaikan kalimatnya dan kembali mendekatkan
 padaku. “Jangan lama-lama, sebentar lagi maghrib,”
               wajahnya ke layar laptop. “Napo  kau nampak sedih?”
 pesan Mama.
               tanyanya.
 “Hai, hai, apa kabarmu?” tanya Selvi dengan riang.   “Iyo, jangan nangis  k  F    Sel  y
 Eh, tunggu. Siapa itu di belakang Selvi? Rasanya aku   mendadak ikut muncul.
 mengenali kaos dengan tulisan KECAP CURUP ASLI ENAK
                   Aku mengusap ingus dengan ujung bajuku. “Aku
 itu.
               rindu Bengkulu, aku rindu semuanya. Andai saja aku di
 “Ryan?  Woi,  sombong  sekali  kau.  Napo  kau idak   sana, tentu aku ikut main dol untuk Ayuk Nina. Aku pasti
 pernah gentayangan lagi?” teriakku. Dalam sekejap,  akan bantu Mak Wo kau masak dan mencicipi aneka kue.”
 layar laptop dipenuhi dengan wajah Ryan. Astaga, dia
                   Ryan menghiburku, “Tenang, waktu cepat berlalu.
 jerawatan! Jerawatnya besar-besar, sebesar kacang tojin
               Nanti sebentar lagi juga kau balik ke siko.”
 alias kacang bawang.
                   Aku mengangguk, “Doakan aku tabah!”
 Ryan terkekeh. “Gentayangan, gentayangan! Kau
 anggap aku hantu buaya buntung di danau Dendam Tak   “Fabeeeen, sudah dulu ngobrolnya. Sudah mau
 Sudah?”       maghrib!” seru Mama nyaring hingga terdengar oleh Ryan
               dan Selvi.
 Aku ikut tergelak. Duh, aku jadi rindu main ke pinggir
 danau dan minum kelapa muda yang segar.   “Alangkah cepat maghrib di sana? Di siko  matahari
               masih tinggi,” kata Ryan. Aku nyengir. Saat di Bengkulu
 Ryan bilang, dia sibuk. Ayuk  Nina kakaknya, akan
               dulu, jam segini kami biasanya masih main bola di Pantai
 menikah. Ryan kebagian tugas untuk main dol bersama  Tapak Paderi.
 sangg    Semar  Katanya  Sel  jug  ak
 pesta itu.



 50  Misteri Drumben Tengah Malam                Bab 7 Rindu   51
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64