Page 58 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 58
Mama dulu pernah mengajariku main gitar, tetapi “Itulah sebabnya ambo susah kau hubungi. Doakan
lama-lama Mama menyerah. Katanya aku memahami lancar ya, Sabtu ini akad dan resepsi,” ujar Ryan.
tempo, memahami ketukan, tetapi aku kurang punya
Aku mengangguk pelan. Rasanya aku ingin terbang
‘rasa’ dalam memetik senar-senar gitar. Mungkin itu gara-
ke Bengkulu dan menikmati semua hidangan yang ada di
gara ukuran jariku yang sebesar pisang ambon. Selain itu,
resepsi. “Apa saja menu resepsi nanti?” tanyaku dengan
aku juga mudah terburu-buru. Aku inginnya segera bisa antusias.
lagu-lag y viral T
bisa seperti itu. “Ketan kuah, bolu koja, gulai pakis, malbi, rendang,
gado-gado, pindang tulang, pempek, a …,” Ryan tak
Akhirnya, Mama selesai juga dan menyerahkan laptop
menyelesaikan kalimatnya dan kembali mendekatkan
padaku. “Jangan lama-lama, sebentar lagi maghrib,”
wajahnya ke layar laptop. “Napo kau nampak sedih?”
pesan Mama.
tanyanya.
“Hai, hai, apa kabarmu?” tanya Selvi dengan riang. “Iyo, jangan nangis k F Sel y
Eh, tunggu. Siapa itu di belakang Selvi? Rasanya aku mendadak ikut muncul.
mengenali kaos dengan tulisan KECAP CURUP ASLI ENAK
Aku mengusap ingus dengan ujung bajuku. “Aku
itu.
rindu Bengkulu, aku rindu semuanya. Andai saja aku di
“Ryan? Woi, sombong sekali kau. Napo kau idak sana, tentu aku ikut main dol untuk Ayuk Nina. Aku pasti
pernah gentayangan lagi?” teriakku. Dalam sekejap, akan bantu Mak Wo kau masak dan mencicipi aneka kue.”
layar laptop dipenuhi dengan wajah Ryan. Astaga, dia
Ryan menghiburku, “Tenang, waktu cepat berlalu.
jerawatan! Jerawatnya besar-besar, sebesar kacang tojin
Nanti sebentar lagi juga kau balik ke siko.”
alias kacang bawang.
Aku mengangguk, “Doakan aku tabah!”
Ryan terkekeh. “Gentayangan, gentayangan! Kau
anggap aku hantu buaya buntung di danau Dendam Tak “Fabeeeen, sudah dulu ngobrolnya. Sudah mau
Sudah?” maghrib!” seru Mama nyaring hingga terdengar oleh Ryan
dan Selvi.
Aku ikut tergelak. Duh, aku jadi rindu main ke pinggir
danau dan minum kelapa muda yang segar. “Alangkah cepat maghrib di sana? Di siko matahari
masih tinggi,” kata Ryan. Aku nyengir. Saat di Bengkulu
Ryan bilang, dia sibuk. Ayuk Nina kakaknya, akan
dulu, jam segini kami biasanya masih main bola di Pantai
menikah. Ryan kebagian tugas untuk main dol bersama Tapak Paderi.
sangg Semar Katanya Sel jug ak
pesta itu.
50 Misteri Drumben Tengah Malam Bab 7 Rindu 51