Page 70 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 70

Aku menggeleng, “Bukan, Mbah. Saya mau tanya                                   Mbah Rusmi mengalihkan pandangannya ke panci
             sesuatu. Jangan diketawain, ya?” tubuhku condong ke                            bubur yang isinya tinggal separuh. “Itu drumben gaib.
             arah tubuh Mbah Rusmi dan aku berbisik.                                        Sing main dhemit,  makhluk halus. Kata orang-orang, itu
                                                                                            pasukan keraton yang sudah meninggal,”
                 “Apa Mbah Rusmi pernah mendengar suara drumben
             tengah malam? Seperti orang menabuh drum atau                                      Haaa? Dhemit kan artinya setan? Mana ada makhluk
             gendang.”                                                                      astral bisa bermain drumben? Iramanya teratur, lo. Belajar

                 W                      tiba                                                dari mana para setan itu? Apakah para setan bergabung
                                                                                            di sanggar kesenian?
             memundurkan tubuhnya dan memandangku dengan
             tatapan misterius. “Napa kok kowe menanyakan hal itu?                              Jika setan main drumben, apa mereka punya mayoret
             Apa kamu mendengar suara drumben tengah malam?”                                juga? Kalau tak punya, mungkin Gendhis bisa mendaftar.
             tanyanya penuh selidik.                                                        Sepertinya dia cocok menjadi salah satu makhluk astral.
                                                                                            Ups! Lagi-lagi aku berpikiran jahat terhadap Gendhis.
                 Aha! Berarti beliau tahu. Dengan penuh semangat,
             aku mengangguk.                                                                    Perasaanku campur aduk. Aku tak percaya pada
                                                                                            drumben makhluk astral, tetapi aku juga ingat bulu
                                                                                            kudukku yang semalam berdiri. Kata orang, jika bulu
                                                                                            kuduk berdiri itu tandanya ada makhluk gaib di sekitarmu.
                                                                                            Hmm, bagaimana cara membuktikan kebenaran ucapan
                                                                                            Mbah Rusmi ini, ya?
                                                                                                Mbah Rusmi menyodorkan bubur lemu    pesananku,
                                                                                            lengkap dengan gorengan yang tadi kupilih. “Tenang
                                                                                            saja, drumben itu tidak akan mengganggumu. Malah
                                                                                            seharusnya kamu bahagia. Tidak semua orang bisa
                                                                                            mendengar drumben itu. Konon kalau ada yang bisa
                                                                                            mendengar, maka artinya dia akan selamanya tinggal di
                                                                                            Yogya. Itu semacam sambutan dari pihak penguasa Yogya,
                                                                                            tentu penguasa alam gaib,” Mbah Rusmi menyeringai
                                                                                            memamerkan giginya yang merah-merah terkena sirih.









              62                                                                                                        Bab 8 Lagi dan Lagi  63
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75