Page 71 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 71
Aku menggeleng, “Bukan, Mbah. Saya mau tanya Mbah Rusmi mengalihkan pandangannya ke panci
sesuatu. Jangan diketawain, ya?” tubuhku condong ke bubur yang isinya tinggal separuh. “Itu drumben gaib.
arah tubuh Mbah Rusmi dan aku berbisik. Sing main dhemit, makhluk halus. Kata orang-orang, itu
pasukan keraton yang sudah meninggal,”
“Apa Mbah Rusmi pernah mendengar suara drumben
tengah malam? Seperti orang menabuh drum atau Haaa? Dhemit kan artinya setan? Mana ada makhluk
gendang.” astral bisa bermain drumben? Iramanya teratur, lo. Belajar
W tiba dari mana para setan itu? Apakah para setan bergabung
di sanggar kesenian?
memundurkan tubuhnya dan memandangku dengan
tatapan misterius. “Napa kok kowe menanyakan hal itu? Jika setan main drumben, apa mereka punya mayoret
Apa kamu mendengar suara drumben tengah malam?” juga? Kalau tak punya, mungkin Gendhis bisa mendaftar.
tanyanya penuh selidik. Sepertinya dia cocok menjadi salah satu makhluk astral.
Ups! Lagi-lagi aku berpikiran jahat terhadap Gendhis.
Aha! Berarti beliau tahu. Dengan penuh semangat,
aku mengangguk. Perasaanku campur aduk. Aku tak percaya pada
drumben makhluk astral, tetapi aku juga ingat bulu
kudukku yang semalam berdiri. Kata orang, jika bulu
kuduk berdiri itu tandanya ada makhluk gaib di sekitarmu.
Hmm, bagaimana cara membuktikan kebenaran ucapan
Mbah Rusmi ini, ya?
Mbah Rusmi menyodorkan bubur lemu pesananku,
lengkap dengan gorengan yang tadi kupilih. “Tenang
saja, drumben itu tidak akan mengganggumu. Malah
seharusnya kamu bahagia. Tidak semua orang bisa
mendengar drumben itu. Konon kalau ada yang bisa
mendengar, maka artinya dia akan selamanya tinggal di
Yogya. Itu semacam sambutan dari pihak penguasa Yogya,
tentu penguasa alam gaib,” Mbah Rusmi menyeringai
memamerkan giginya yang merah-merah terkena sirih.
62 Bab 8 Lagi dan Lagi 63