Page 125 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 125
sikapnya pada Utari. Karena itu, dia memilih untuk “Maaf.” jawab Utari,
menghindar dulu. kikuk.
Jalu bingung menentukan sikap. Apalagi, setelah “Saya yang minta maaf,”
dia berbicara dengan Uwak Tatang, dua hari lalu. Saat tutur Jalu.
itu, dia sedang berjemur sambil memandang Hutan
Biuk, selepas anak-anak Kampung Naga berangkat ke Hati Jalu menghangat.
sekolah. Dalam obrolan itu, Jalu mendengar bahwa Selama ini, dia dikelilingi
Utari mengakui perbuatannya membuat gosip tentang oleh orang-orang yang
Jalu sebagai penerus Kuncen Kampung Naga yang menyayanginya apa adanya.
tidak bertanggung jawab. Semua dilakukan Utari untuk Bukan orang-orang yang
menghalangi Jalu berangkat ke Jepang. sempurna, tentu saja, tetapi
“Dia ingin pergi ke Bandung, demi mengejar SMK orang-orang yang berusaha
menjadi lebih baik.
terbaik. Sama sepertimu, Utari juga punya mimpi,”
ucap Uwak Tatang, waktu itu. Jalu melihat Utari me-
ngambil hadiahnya. Jemari
Waktu itu, seharusnya Jalu merasa gembira. Uwak
Tatang mengatakan baik Jalu maupun Utari sama- Utari yang letik terlihat
sama boleh pergi dari Kampung Naga. Adat tak pernah begitu sabar membuka
membatasi mimpinya. Uwak hanya mengingatkan selotip perekat bungkus
untuk pulang saat adat membutuhkannya. Namun, kado, satu per satu. Jalu ingin
karena kesempatan ke Jepang sudah tertutup, Jalu merebut dan merobek saja
memilih tak menanggapinya. pembungkus kado itu.
“Tapi Utari memilih melupakan mimpinya, karena Kenapa tidak dirobek saja
dia ingin menjaga Kampung Naga dan bersekolah di sih? Namun, protes itu hanya
dekat sini saja. Dia merasa bersalah padamu,” imbuh disampaikan dalam hati. Dia
Uwak Tatang, waktu itu. tak mau merusak perdamaian
Jalu berdeham, mencoba mengikis rasa canggung. yang baru saja terjalin.
Sebuah buku bergambar
“Ada oleh-oleh dari Jepang,” kata Jalu sambil tas anyaman bambu
menunjuk kotak kardus untuk Utari. tersembul dari sela-sela
116 Mengejar Jalan Lain Menuju Konoha 117
Bab 12
Haruto