Page 127 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 127

kertas kado yang terbuka.  Namun, bukan tas keranjang   semata-mata  karena  masalah  yang  mereka  lalui,
 buah  ataupun  tas  punggung  serba  guna  seperti  yang   kemarin.  Sedikit  rasa  was-was  menghampiri  Jalu.
 ada  di  Kampung  Naga,  melainkan  tas  jinjing  seperti   Namun, dia segera membuangnya jauh-jauh. Niatnya
 yang sering dipakai Ibu Guru di sekolah. Hanya saja,   baik, tekadnya bulat. Itu dulu, pikir Jalu.
 tas ini terbuat dari bambu.
                   “Semangat dong, partner bisnisku,” kata Jalu sambil
 Jalu melihat Utari membolak-balik isinya. Jalu ikut   memamerkan buku di tangannya.
 penasaran.  Buku  itu  dipenuhi  dengan  foto-foto  cara
 pembuatan anyaman bambu, mulai dari yang sederhana   “Tah,  benar.  Nganyam weh  nganyam,”  uca  Ijad


 hingga yang rumit.   sambil menunjuk buku  yang  dipegang  Jalu.
                   “Sampai seribu  tahun atuh, Bro.”  Jalu  berseloroh



 Aha!

               sambil tertawa.
 Jalu  berseru  dalam  hati.  Cakrawala  imajinasinya



 terbuka  lebar.  Jalu  pikir,  dia  menemukan  kembali   Jalu  melihat  Ijad melongo, seperti meminta

 jalannya menuju Shirakawa.   penjelasan lanjutan.


 “Ut,  pinjam,  Ut,”  kata  Jalu,  setengah  merebut   “Jadi  gini,”  kata Jalu  sambil mempresentasikan
 buku itu.     idenya.
                   Jalu berencana melanjutkan usaha membuat




 ***




               konten. Namun kali ini, konten itu  berisi seputar


 Menjelang tengah hari, Jalu kembali ke warung   anyaman bambu. Jalu  berencana membuat  konsep



 Ijad.  Tangan  kanannya  menenteng  buku  berbahasa   seperti buku  yang  dikirim Abah  untuk Utari.  Bedanya,



 Jepang dan bergambar anyaman bambu milik Utari.   diaakanmembuatnyadalambentukvideodandibagikan







 Buku  yang  sebetulnya  oleh-oleh  dari  Abah  untuk   di kanal-kanal video di internet.




 Utari.  Jalu  meminjamnya.  Tentu  saja,  Utari  sempat


                   “Kita akan membuatnya semenarik mungkin. Ada



 mengomel, meskipun tetap meminjamkannya.   liputan lapangannya, ada infograiknya, dan banyak lagi,”






 “Ada apa?” tanya Ijad. Suaranya terdengar lesu.  Jalu  menjelaskan idenya.

 Tak  seperti  biasanya,  tangan  Ijad  bersih  dari   “Kita kerja keras  lagi dari awal? Ngumpulin pengikut






 ponsel.  Jalu  bertanya-tanya  apakah  sahabatnya   dan penonton?”  uca  Ijad sangsi.


 ini  sudah  kapok  menonton  berita  bombastis,  atau
 118  Mengejar                          Jalan Lain Menuju Konoha  119
                                                     Bab 12
 Haruto
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132