Page 77 - Level B1_Isi APa yang lebih seru? SIBI.indd
P. 77

yang dibuatnya sendiri bersama Ijad dari bambu. Baru   Ah, kalau saja ada Utari, pikir Jalu, masalah naskah
 saja  Jalu  memencet  tombol  merah  pada  kamera  dan   pasti  bukan  sandungan.  Utari  sangat pandai  menulis  dan
 akan  berteriak  roll,    matanya  menangkap  Ijad  yang   mudah dipahami.
 terus bercermin di cermin kecil yang dibawanya.   Jalu nyaris frustasi. Syuting pembuatan konten itu
 “Lu, Lu. Benerin atuh lah. Wajah saya tenggelam,   memakan waktu yang lama.
 nih!” rengek Jalu sambil melepas ikat kepalanya.   Matahari  mulai  condong  ke  Barat.  Perut  Jalu

 Jalu  membuang  napas  dengan  kasar.  Meski   keroncongan.  Bekal  yang  dibawanya  sudah  tandas
 begitu,  dia  berjalan  mendekati  sahabatnya  untuk   sejak  semula.  Jalu  nyaris  menyerah,  jika  saja  dia  tak
 membetulkannya.   menemukan cara mutakhir untuk mengakhiri segalanya.
                   “Lu, tiris, Lu. Dingin,” rengek Ijad.
 “Fokus, ya!” potong Jalu mulai tak sabar. “Kamera
 … Roll!”          “Iya, sekarang mah latihan dulu, sekali,” kata Jalu
               memberi aba-aba.
 “Eh, tunggu. Apa teh nama lainnya surili?” Tanya
 Ijad.             Ijad  memulai  latihan.  Lancar  jaya.  Jalu  geleng-
               geleng  kepala  melihat  aksi  sempurna  Ijad.  Rupanya,
 “Apaan? Lutung?” Jalu balik bertanya.   Ijad  mengalami  demam  panggung.  Diam-diam,  Jalu

 “Bukan, bukan… Itu lo, yang ada mata-matanya?   memencet tombol merah pada kameranya.
 Yang bahasa latin itu lo. Aduh, Lu, naskahnya susah   “Cut!” teriak Jalu, lantang.
 diingat. Kepanjangan,” keluh Ijad.
                   “Eh,  Lu.  Kok  lancar?  Lu,  ayo,  ulang.  Saya  sudah
 “Enggak  kudu  sama  semua.  Baca  dan  pahami.   bisa,” kata Ijad antusias.
 Setelah itu, ngomongnya gimana kamu weh,” saran Jalu,   Jalu tertawa geli. Sejak tadi, keanehan selalu terjadi
 berusaha lebih tenang.”  jika  Jalu  mengatakan  roll.  Namun,  Ijad  begitu  lancar
 “Masalahnya,  saya  enggak  ngerti  sama  sekali,”   jika sedang latihan.
 timpal Ijad tak mau kalah.  “Sudah,”  jawab  Jalu  sambil  mengemasi  barang-

 Detik  itu  Jalu  tahu  sumber  masalahnya.  Naskah.   barangnya.  Sementara,  Ijad  tampak  kebingungan,
 Naskahnya tak cukup mudah dipahami. Dia mencomot   mengekori langkah Jalu.”
 saja dari berbagai sumber yang ada di internet.  Ah, sedikit rasa lega menghampiri hati Jalu.


                                       ***
 68  Mengejar                               Tak Segampang Itu  69
                                                     Bab 7
 Haruto
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82