Page 13 - qowaid
P. 13

QAWA’ID FIQHIYYAH



                              Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan arti kaidah
                       yaitu dasar, asas atau pondasi, tempat yang di atasnya berdiri
                       bangunan.
                                  3
                              Menurut istilah kaidah memiliki beberapa pengertian,
                       diantaranya:
                       Imam  al-Suyuthi  dalam  kitabnya  al-ashbah  wa  al-nadza’ir
                       memberikan definisi kaidah dengan:

                                                                                   ْ
                                                                        َ
                                                                 َ
                                                         ِهِتاَّيِئ ْ زُج يلَع ُقبطْنَي يِلُك مكُح
                                                                                  ٌ
                                                                       ِ
                                                                             ٌّ
                       “Hukum kulli (menyeluruh) yang meliputi bagian-bagiannya.”
                                                                                     4
                       Sedangkan Al-Jurjani mendefinisikan kaidah dengan:
                                                                           ٌ   ٌ
                                                               َ ٌ َ
                                            اهِتاَّيِئ ْ زُج عْيِمج يلَع ةَقبطْنُم ةَيِلُك ةَّيضَق
                                                                     ِ
                                                                                   ِ
                                                          َ
                                             َ
                                                      ِ
                       “Ketetapan  yang  kulli  (menyeluruh)  yang  mencakup  seluruh
                       bagian-bagiannya”
                                          5
                       Imam Tajuddin al-Subki mendefinisikan kaidah dengan:

                               َ
                                                                       َّ
                                                                                   َ
                                   ْ
                                                               َ
                                                         َ
                       اهُماَكْحأ مهفُي ٌةرْيِثَك ٌتاَّيِئ ْ زُج ِهْيلَع ُقبطْنَي يِذلا يِلَكلا  ُ رْملأا
                                       َ
                        َ
                                 ُ َ
                                                              ِ
                                                                          ٌّ
                                                                                   اهْنِم
                                                                                   َ
                       “Kaidah  adalah  sesuatu  yang  bersifat  general  yang  meliputi
                       bagian yang banyak sekali, yang bisa dipahami hukum bagian
                       tersebut dengan kaidah tadi”
                                                    6
                       Muhammad Abu Zahrah mendefinisikan kaidah dengan:
                                                     َّ
                                                                         َ ْ ُ
                                         َ
                                     ساَيِق يلإ عج ْ رَت يِتلا ِتاهبَشَتملا ماَكْحلأا ةَع ْ وُمْجم
                                                                    ِ
                                         ِ ُ ِ
                                                           َ ِ
                                                                                     َ
                                                                        اهُعمْجَي  د ِ حاو
                                                                        َ َ
                                                                                    َ
                       “Kumpulan hukum-hukum yang serupa yang kembali kepada
                                                       7
                       qiyas yang mengumpulkannya”
                           Dari  definisi  tersebut  di  atas,  jelas  bahwa  kaidah  itu
                       bersifat menyeluruh yang meliputi bagian-bagiannya dalam
                       arti bisa diterapkan kepada juz’iyatnya (bagian-bagiannya).

                    C.  Definisi Fiqh
                              Menurut  bahasa  (etimologi),  kata  fikih  berasal  dari
                                      ُ
                       bahasa  Arab  مْهَفلا  yang  berarti  paham,  seperti  pernyataan

                   3  Asymuni A. Rahman, Qaidah-Qaidah Fiqh, Cet.1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976).
                   4  Al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazhair fi Qawa’id wa Furu’ Fiqh al-Syafi’i, cet.1,
                   (Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1979), hlm. 5.
                   5  Al-Jurjani, Kitab al-Ta’rifat, (tt.: Darul Kutub Ilmiyah, 1983), hlm. 171.
                   6   Tajuddin  al-Subki,  al-Asybah  wa  al-Nazhair,  Juz  1,  (Beirut:  Darul  Kutub
                   Islamiyah), 11.
                   7  Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, (tt. Darul Fikri Al-Arabi, tt.), hlm. 10.
                                                    2
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18