Page 16 - qowaid
P. 16
QAWA’ID FIQHIYYAH
manusia bahwa ia tidak memperoleh pahala kecuali jika ia
meniatkannya untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Hal ini
berbeda dengan ketentuan-ketentuan hukum ushul fiqh yang
diketahui berdasarka kaidah-kaidah ushul, sebab obyek
materialnya adalah dalil syar’i dengan segala kondisinya dan
hukum beserta berbagai kondisinya.
E. Persamaan dan Perbedaan Antara Kaidah Fiqh dan
Kaidah Ushul
Dalam kaidah fiqh dan kaidah ushul terdapat
persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan dari keduanya
merupakan kaidah yang menjelaskan dan terkandung di
dalamnya perkara-perkara atau masalah yang bersifat juz’i
dan terperinci.
Disamping itu juga ada beberapa perbedaan dari
keduanya antara lain: Pertama, kaidah fiqh berupa hukum dan
keputusannya bersifat keseluruhan (kulli), namun dalam
pelaksanaannya terkait dengan masalah-masalah terperinci
(juz’i) dari sebagian masalah fiqh dan perbuatan mukallaf
sedangkan kaidah ushul berupa hukum dan keputusannya
bersifat keseluruhan (kulli) serta diterapkan terhadap semua
masalah-masalah terperinci (juz’i) sesuai bidangnya masing-
masing. Kedua,kaidah fiqh menjelaskan hukum-hukum syara’
yang bersifat umum sedangkan kaidah ushul menjelaskan
metodologi serta landasan yang perlu dilalui untuk istinbat
hukum dari dalil-dalil yang bersifat terperinci (tafsili).
Ketiga,kaidah fiqh ialah ilmu yang menjelaskan tentang
hukum-hukum yang umum sedangkan kaidah ushul ialah ilmu
yang berkaitan dengan dalil-dalil umum.
Jadi, dengan adanya persamaan dan perbedaan
diantara keduanya ini justru dapat saling melengkapi satu
sama lain serta memiliki keterkaitan yang erat bukan malah
sebaliknya.
F. Faktor-Faktor Terbentuknya Kaidah Fiqh
Menurut al-Suyuthi dalam kitabnya al-Ashbah wa al-
Nadza’ir, judul asal kitab yang dikarang berkaitan dengan
kaidah Fiqh, yang mana kitab tersebut diambil sehubungan
5