Page 133 - qowaid
P. 133

QAWA’ID FIQHIYYAH



                         berdasarkan ukuran hari-hari yang engkau biasa menstruasi,
                         Kemudian mandilah dan shalatlah.” (HR. Bukhari).

                               Dari hadits di atas, jelas bahwa kebiasaan para wanita,
                         baik  itu  menstruasi,  nifas,  dan  menghitung  waktu  hamil
                         yang paling panjang adalah jadi pegangan dalam penetapan
                         hukum.    Kata-kata    qadra    ayyam     dan    seterusnya
                         menunjukkan bahwa ukuran-ukuran tertentu bagi wanita
                         mengikuti yang biasa terjadi pada diri mereka.

                   D.    Perbedaan Antara  Al-’Adah Dengan Al-’Urf
                              Proses  pembentukan  ‘adah  adalah  akumulasi  dari
                         pengulangan aktivitas yang berlangsung terus menerus, dan
                         ketika pengulangan tersebut bisa membuat tertanam dalam
                         hati  individu,  maka  ia  sudah  bisa  memasuki  wilayah
                         muta’araf, ‘adah berubah menjadi ‘urf (haqiqat al-‘urfiyyah),
                         sehingga ‘adah merupakan unsur yang muncul pertama kali
                         dilakukan  berulang-ulang,  lalu  tertanam  di  dalam  hati,
                         kemudian menjadi ‘urf.
                              Oleh sebab itu, fuqaha menyatakan bahwa ‘adah dan
                         ‘urf  dilihat  dari  sisi  terminolgisnya,  tidak  memiliki
                         perbedaan  mendasar,  artinya  penggunaan  istilah  ‘urf  dan
                         ‘adah  tidak  mengandung  suatu  perbedaan  signifikan
                         dengan konsekuensi hukum yang berbeda.
                              Meskipun  demikian,  fuqaha  tetap  memberikan
                         definisi  berbeda,  dimana’urf  dijadikan  sebagai  kebiasaan
                         yang dilakukan oleh banyak orang (kelompok) dan muncul
                         dari kreatifitas imajinatif manusia dalam membangun nilai-
                         nilai  budaya.  Dari  pengertian  inilah,  baik  dan  buruknya
                         suatu  kebiasaan,  tidak  menjadi  persoalan  urgen,  selama
                         dilakukan secara kolektif, dan seperti masuk dalam ketegori
                         ‘urf.  Sedang  ‘adah  didefinisikan  sebagai  tradisi  (budaya)
                         secara umum, tanpa melihat apakah dilakukan oleh individu
                         maupun kolektif.
                                          98
                              Dari  pengertian  tersebut,  dapat  diambil  kesimpulan
                         bahwa perbedaan istilah ‘adah dan ‘urf itu jika dilihat dari
                         aspek yang berbeda, yaitu:





                   98   Muchlis,  Usman,  Kaidah-Kaidah  Istinbath  Hukum  Islam  (Kaidah-Kaidah
                   Ushuliyah dan Fiqhiyah),(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 208.
                                                   122
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138