Page 136 - qowaid
P. 136

QAWA’ID FIQHIYYAH



                         Berdasarkan  pendapat  jumhur    boleh  bunga  bank  kita
                         gunakan untuk membeli pakaian, biaya transport, dan mobil.
                         Namun,  menurut  pendapat  Imam  Qaffal  dalam  persoalan
                         makan, belanja kebutuhan anak, istri, dan rumah tangga kita
                         harus menggunakan dari hasil jerih payah kita sendiri. Di sini
                         kita menggunakan pendekatan kompromistik )امهنيب عمجلا(
                         antara dua pendapat tersebut. Pendapat jumhur kita gunakan
                         dengan  mengkolaborasikannya  dengan  pendapat  Imam
                         Qaffal. Bunga bank yang kita dapatkan bukan untuk makan
                         tapi  untuk  ketentuan-ketentuan  yang  bersifat  aktifitas
                         sehari-hari sehingga makanan yang dimakan ini benar-benar
                         halal.
                         3. Bidang Siyasah
                               Pemilihan kepala desa atau kepala daerah antara dua
                         orang calon. Calon tersebut antara lain Bakar dan Umar. Pada
                         saat  pemilihan,  Bakar  memberi  uang  100.000  begitu  juga
                         Umar  kepada  masyarakat.  Maka  pemberian  uang  ini
                         tergolong  adat  bukan  suap.  Pemberian  uang  tersebut
                         merupakan  ganti  atas  upah  kerja.  Bukan  berarti  hal  ini
                         dibiarkan akan tetapi harus dihapuskan secara perlahan.
                         4. Bidang Jinayah
                                  Dalam hal ini sebagaimana hukum Islam yang menjadi
                         adat  masyarakat  Aceh.  Apabila  terjadi  khalwat  ataupun
                         perzinahan,  maka  pelaku  keduanya  akan  dicambuk  dan  di
                         arak keliling kampung sebagai pelajaran bahwa ini perbuatan
                         yang  tidak  patut  di  tiru.  Maka  pemerintah  tidah  boleh
                         melarangnya  karena  ini  sudah  menjadi  adat  yang
                         berkembang di masyarakat tersebut.

                      F. Kaidah Furu’iyyah
                                                                 ٌ َّ
                                                                   َ َ
                                                                            َ
                                Diantara kaidah tersebut kaidah  ةمكحُم ُةَداعلَا adalah
                         sebagai berikut:
                         a.  Kaidah
                                                                   ٌ
                                                    اهب ُلمعلا ُبجَي ةَّجُح  ِ ساَّنلا ُلامْع   ِتْسإ ِ
                                                         َ َ
                                                                ِ
                                                                                 َ
                                                    َ ِ

                           “Apa  yang  biasa  diperbuat  orang  banyak  adalah  hujjah
                           yang wajib diamalkan”.




                                                   125
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141