Page 62 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 62
lingkungan. Peran masyarakat bisa dimulai dari hal sederhana: tidak memburu satwa
liar, tidak membeli hewan peliharaan ilegal, mengurangi sampah plastik, menanam
pohon, dan menjaga hutan di sekitar tempat tinggal.
Contoh nyata adalah ekowisata berbasis masyarakat di Nusa Penida, Bali. Warga
setempat ikut menjaga jalak bali—burung endemik yang dulunya hampir punah.
Melalui ekowisata, masyarakat mendapatkan penghasilan dari wisatawan yang datang
melihat jalak bali. Artinya, semakin satwa itu dilindungi, semakin besar manfaat
ekonomi yang diperoleh warga. Ini menunjukkan bahwa konservasi tidak selalu identik
dengan larangan, tetapi bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan manusia.
Selain itu, masyarakat juga bisa berperan melalui komunitas lokal. Misalnya,
kelompok pecinta alam, karang taruna, atau kelompok tani hutan yang mengadakan
reboisasi, patroli hutan, dan pembersihan pantai. Bahkan, tindakan kecil seperti
mengurangi penggunaan plastik sekali pakai bisa memberi dampak besar. Bayangkan
jika 270 juta orang di Indonesia berhenti menggunakan kantong plastik sekali pakai.
Berapa banyak satwa laut yang bisa terselamatkan dari ancaman menelan plastik?
3) Peran Lembaga Internasional
Lembaga internasional juga memainkan peran yang tidak kalah penting. Organisasi
seperti WWF (World Wide Fund for Nature), IUCN (International Union for
Conservation of Nature), dan UNESCO sering membantu dengan dukungan dana, riset,
pelatihan, dan kampanye global. Misalnya, WWF bekerja sama dengan pemerintah
Indonesia dalam program konservasi harimau sumatra dan penyu laut. IUCN juga
menyediakan daftar merah (Red List) yang menjadi acuan dunia untuk mengetahui
status keterancaman spesies.
Selain itu, lembaga internasional mendorong kolaborasi antarnegara, karena
masalah lingkungan tidak mengenal batas. Asap kebakaran hutan di Indonesia bisa
menyebar hingga ke Malaysia dan Singapura. Sampah plastik di Samudra Pasifik bisa
terbawa arus hingga ke benua lain. Artinya, konservasi harus dilakukan secara global,
bukan hanya lokal.
Untuk mencegah kepunahan satwa, data populasi digunakan untuk menghitung laju penurunan
hewan langka dari waktu ke waktu. Misalnya, populasi harimau sumatra turun dari 1.000 ekor
(tahun 2000) menjadi 600 ekor (tahun 2022). Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata penurunan
sekitar 18 ekor atau 1,8% per tahun. Analisis ini membantu memprediksi tren keberlangsungan
spesies dan menjadi dasar penentuan strategi konservasi.
54

