Page 70 - C:\Users\Acer\Music\MODUL FLIPBOOK DIGITAL\
P. 70
Perbedaan ini penting karena menentukan cara pengelolaan. SDA terbarukan dapat terus
digunakan asalkan tidak dieksploitasi berlebihan, sementara SDA tidak terbarukan harus
digunakan dengan sangat hati-hati karena jumlahnya terbatas.
2. Pentingnya Energi dan SDA dalam Kehidupan Manusia
Sekarang mari kita lihat lebih dekat. Apakah benar energi dan SDA begitu vital dalam
hidup kita? Jawabannya: ya!
1) Menopang kehidupan sehari-hari
Setiap hari kita minum air, menghirup udara, makan makanan yang berasal dari
tumbuhan dan hewan, serta menggunakan listrik. Semua itu adalah hasil dari
pemanfaatan energi dan SDA.
2) Menggerakkan perekonomian
Industri membutuhkan listrik untuk mesin, transportasi butuh bahan bakar, pertanian
memerlukan air dan pupuk, dan sektor jasa pun bergantung pada energi. Jika energi
terganggu, roda perekonomian ikut tersendat.
3) Dasar pembangunan
Infrastruktur, teknologi, pendidikan, kesehatan—semuanya memerlukan energi. Negara
yang kekurangan energi akan kesulitan membangun kemajuan.
Namun, ada masalah serius yang tidak bisa diabaikan. Saat ini sebagian besar energi dunia
masih berasal dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiganya
adalah SDA tidak terbarukan yang jumlahnya terbatas. Manusia membutuhkannya dalam
jumlah besar setiap hari, sementara proses pembentukannya membutuhkan jutaan tahun.
Akibatnya, cadangan semakin menipis dan suatu saat bisa habis.
Selain itu, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) yang
menjadi penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim. Polusi udara, hujan asam,
hingga kerusakan lingkungan merupakan dampak lanjutan.
Contoh nyata: Jakarta sebagai ibu kota Indonesia pernah mengalami kondisi udara
terburuk di dunia akibat polusi kendaraan bermotor dan pembangkit listrik berbahan bakar
batu bara. Ini membuktikan bahwa penggunaan energi fosil bukan hanya soal ketersediaan,
tetapi juga kesehatan manusia.
3. Konsep Keberlanjutan (Sustainable Development)
Coba renungkan: Apakah anak cucu kita kelak masih bisa menikmati energi dan sumber
daya alam seperti yang kita nikmati sekarang? Pertanyaan ini menjadi dasar dari konsep
keberlanjutan.
62

